Rabu, 17 Oktober 2012

Gubernur AAL Sambut Kedatangan KRI Dewaruci


Kamis, 18 Oktober 2012 10:50:29 -  

Gubernur AAL Sambut Kedatangan KRI Dewaruci
AKADEMI ANGKATAN LAUT (18/10),- Gubernur Akademi Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Herry Setianegara, S.Sos, S.H, M.M, didampingi Ketua Cabang Jalasenastri BS AAL Ny. Herry Setianegara menyambut kedatangan Kapal Latih Kadet AAL kebanggaan bangsa Indonesia KRI Dewaruci, di dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Rabu (17/10).
Kapal buatan Jerman pada tahun 1952 dengan Komandan Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto ini telah meninggalkan Tanah Air sejak 15 Januari 2012 lalu dalam rangka mendukung latihan praktek pelayaran astronomi bagi para Kadet AAL, disamping mengikuti kegiatan Operation Sail 2012 di Amerika Serikat serta membawa misi untuk menyukseskan pencitraan Pariwisata Indonesia di luar negeri.
Sejumlah pejabat turut hadir diantaranya: Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. Sapta Nirwandar, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M, dan beberapa Pejabat Teras Mabesal, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Dankobangdikal Laksamana Muda TNI DJoko Teguh serta Danlantamal V Surabaya, Laksma TNI Sumadi.

Lagu Surabaya Kota Kenangan Sambut KRI Dewaruci


Rabu, 17 Oktober 2012 10:56 WIB | Dibaca: 202 | Editor: Heru Pramono | Reporter : Wiwit Purwanto

KRI_dewaruci.JPG
foto:Surya/Wiwit Purwanto
KRI Dewaruci merapat di Dermaga Ujung Koarmatim, Rabu (17/10/2012).
SURYA Online, SURABAYA - Surabaya, oh Surabaya, oh Surabaya. Kota kenangan, tak kan kulupa.. Syair lagu ini berkumandang diiringi musik drumband menyambut kedatangan KRI Dewaruci di Dermaga Ujung Koarmatim, Rabu (17/10/2012).

Kapal layar tiang tinggi yang menjadi satu-satunya kapal latih kadet Akademi TNI Angkatan Laut juga disambut prajurit dan sanak keluarga ABK Dewaruci. Mereka menanti kedatangan kapal tersebut di pinggir dermaga.

Dengan dikawal dua kapal tunda dan tugboat dari Kopaska, perlahan Dewaruci menepi dan merapat ke Dermaga Ujung.
KRI Dewaruci dengan Komandan Letkol Laut (P) Haris Bima
Bayuseto telah menyelesaikan tugas mulia sebagai duta bangsa sekaligus
mengibarkan sang merah putih di  11 negara  dan 23 pelabuhan yang di
singgahi dengan waktu yang sangat panjang 265 hari, KRI Dewaruci
mengemban misi diplomasi di setiap negara yang disinggahi, selain itu
juga mengemban misi seni budaya untuk mengenalkan Indonesia .

Perjalanan Panjang Dewaruci diawali pada Tanggal 15 Januari 2012 lalu.

Petualangan dan tantangan berganti peluk-rindu keluarga KRI Dewaruci


Letnan Satu Pelaut Deni Purwanto, perwira di Departemen Bahari KRI Dewaruci, menggendong bayi perempuannya sekaligus anak pertamanya, saat KRI Dewaruci pulang ke pangkalannya di Surabaya, Kamis. Dia tidak bisa menunggui kelahiran anak pertamanya itu di Tanah Air, karena harus bertugas berlayar bersama KRI Dewaruci keliling dunia selama sembilan bulan. (ANTARA News/Ade P Marboen)
... Anakku yang pertama lahir saat aku layar ke Eropa 2003 lalu. Sekarang bertambah lagi…"
Surabaya (ANTARA News) - Puluhan anak buah kapal dan perwira KRI Dewaruci sudah pulang ke pangkalannya, di dermaga Madura, Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, Surabaya, Kamis. Mereka meninggalkan Tanah Air sejak 14 Januari lalu untuk keliling dunia dalam banyak misi, di antaranya Sail Operation 2012, di Amerika Serikat.

Pelayaran memerlukan waktu sampai 17 Oktober ini dengan rute dimulai ke timur, yaitu Jayapura setelah meninggalkan Surabaya. "Naahhh… setelah Jayapura itu, tanda-tanda tantangan alam mulai semakin terlihat; ombak besar dan mengguncang kapal keras sekali," kata Kepala Departemen Logistik KRI Dewaruci, Kapten Suplai Kusnanto.

Yang dia maksud adalah ketinggian gelombang laut selepas perairan Indonesia membelah Samudera Pasifik menuju persinggahan luar negeri pertama, Kwajelein, gugus kepulauan milik Amerika Serikat di Pasifik Barat. Antara Jayapura-Kwajelein, berjarak hampir sama dengan Kwajelein-Hawa'ii, yang direncanakan ditempuh dalam waktu 14 hari pelayaran.

Ternyata penggal Kwajelein-Hawa'ii itu memerlukan waktu hampir tiga pekan! Kecepatan kapal yang dikomandani Letnan Kolonel Pelaut Haris Bima, sampai minus dua knot alias mundur karena terjangan badai di Samudera Pasifik itu.

"Itulah pelayaran paling panjang, kami sampai kehabisan air bersih dan bahan bakar. Bahkan sampai harus berkonsultasi dengan Markas Besar TNI AL di Cilangkap melalui inmarsat," katanya. Beruntung mereka mendapat suntikan bahan bakar dari satu kapal fregat Amerika Serikat, USS Reuben James, di dekat Hawa'ii.

Itulah sekelumit kecil tantangan alam yang melekat dalam pelayaran astronomi-pendidikan bertajuk Kartika Jala Krida Luar Negeri 2012 ini. Masih banyak lagi hantaman gelombang dan cabikan badai yang mereka hadapi bersama, dan KRI Dewaruci sekali lagi masih mampu menunjukkan darma bhaktinya.

Kini, KRI Dewaruci beserta semua manusia pengawaknya telah kembali. Kelelahan, kebosanan, dan banyak lagi hal-hal manusiawi yang sering bisa merontokkan semangat pelayaran, telah hilang. Diganti senyum dan peluk-cium keluarga yang telah menunggu sejak pagi hari, Kamis.

Kelasi Dua Yaspan Hadi, sebagai contoh. Kelasi juru masak KRI Dewaruci ini sampai menitikkan air mata rindu dan haru saat memeluk kedua anak dan istrinya. "Anakku yang pertama lahir saat aku layar ke Eropa 2003 lalu. Sekarang bertambah lagi…," katanya.

Biar bagaimanapun, pelayaran ini adalah tugas negara. Namun di balik itu semua, dorongan dan keikhlasan keluarga memberi mereka energi dan kepercayaan diri sangat tinggi. Bayaran untuk itu semua adalah kerinduan dan kasih sayang seorang bapak pada anak dan keluarganya.

Sebagaimana disimbolkan dari pemunculan tiang-tiang tinggi KRI Dewaruci menjelang merapat menuju dermaga. Harapan kehadiran sang kekasih itu menjadi nyata di depan mata di mata keluarga masing-masing, manakala wujud-wujud itu terdapat di depan mata mereka… (*)
Editor: Ade Marboen

Keluarga Sambut Kedatangan KRI Dewaruci di Surabaya



 
Rabu, 17 Oktober 2012 22:29:58 WIB
Reporter : Rahardi Soekarno J.


Surabaya (beritajatim.com) - Kerinduan keluarga Anak Buah Kapal (ABK) KRI Dewaruci yang ditinggal berlayar selama 9 bulan, seakan tidak sabar menunggu kedatangan suami, ayah tercinta yang sudah ada di depan mata.

Para istri prajurit KRI Dewaruci dan anak-anak itu sejak pagi memenuhi Dermaga Koarmatim, untuk menyambut kedatangan para pelaut ulung  belahan jiwa.

Kedatangan Kapal Layar Tiang Tinggi (Thall Ship) yang menjadi satu-satunya kapal latih Kadet Akademi  Angkatan Laut (AAL), pagi itu juga disambut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Dr. Sapta Nirwandar,   Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, MM, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum, para Pangkotama TNI AL Surabaya,  Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Kemenparekraf Nia Niscaya, Rabu (17/10). Turut mendampingi dalam penyambutan tersebut Ketua Daerah Jalasenastri Armatim Ny. Yus Agung Pramono, para Pengurus Daerah Jalasenastri Armatim dan undangan lainnya.

Pagi itu, kedatangan KRI Dewaruci yang melintas di Dermaga Koarmatim dikawal oleh 4 Kapal Tunda (TD),  4 perahu selancar, dan 4 jet sky. Bukan itu saja, KRI dewaruci juga diiringi oleh KRI Arung Samudera dan 3 Sea Rider yang. Begitu melintas di Dermaga Koarmatim, terdengar nyanyian Pahlawan Muda dan Surabaya, oleh prajurit Koarmatim dan keluarga prajurit KRI Dewaruci. Pada saat itu, tim penyambut dan keluarga, melepaskan balon udara dan melambaikan bendera merah putih (ukuran kecil).

Begitu kapal sandar di Dermaga, disambut  tarian Colour Guard yang bertemakan Wonderful Indonesia. Selanjutnya Komandan KRI DWR, Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto mendapat pengalungan bunga dari Wamenparekraf, DR. Sapta Nirwandar. Selanjutnya Komandan KRI Dewaruci beserta Bintara Utama (Bama) KRI Dewaruci Peltu Johanes Satoro dan seorang Kadet AAL dipanggul penari Reog Ponorogo menuju Gedung PTA untuk melaksanakan acara tasyakuran.

Dalam sambutan Pangarmatim diantaranya mengatakan, bahwa atas nama keluarga besar jajaran Koarmatim, dengan penuh rasa bangga saya menyampaikan ucapan selamat datang di Pangkalan Surabaya dan selamat kembali ke tanah air kepada Komandan dan ABK KRI Dewaruci serta para Kadet AAL yang tergabung dalam pelayaran KJK Kadet AAL tingkat III Angkatan 59 tahun 2012.

Dikatakan Pangarmatim, bahwa pelayaran muhibah dan latihan praktek pelayaran KJK yang baru saja dilaksanakan oleh KRI Dewaruci, sesungguhnya memiliki nilai historis dan akan senantiasa kita kenang. Pelayaran yang telah menempuh jarak total 27.006 nm mengelilingi dunia, sekali lagi membuktikan kepada bangsa di dunia, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa maritim yang besar. “Keberhasilan dalam mengarungi berbagai samudera, tentu saja akan semakin mengenalkan dan mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia dalam relasi antar bangsa,”kata Pangarmatim.

Sementara itu, Wamenparekraf Dr. Sapta Nirwandar pada kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak TNI AL, khususnya KRI Dewaruci yang telah membantu mempromosikan wonderful Indonesia selama pelayaran ini. “Saya mendapat laporan bahwa ada kunjungan ke kapal yang jumlahnya sampai 15.000 orang dalam satu hari. Bahan promosi pariwisatapun kami drop kembali dan juga tampilan kesenian selalu mendapatkan sambutan yang luar biasa dibeberapa negara. Ini menunjukkan bahwa TNI AL telah ikut membangun citra bangsa Indonesia,”kata Wamenparekraf.
Pada kesempatan tersebut, Wamenparekraf juga menyerahkan Sertifikat yang bertuliskan ucapan “Telah Sukses Menjalankan Ops. Sail 2012 dan Mempromosikan Sebagai Duta Pariwisata Indonesia. Kepada Komandan  KRI Dewaruci.(Dispenarmatim).

KRI Dewaruci Tiba di Surabaya usai Keliling Dunia


TEMPO.CO , Surabaya: Setelah berkeliling dunia sejak 14 Januari 2012, KRI Dewaruci, Rabu pagi, 17 Oktober 2012, kembali ke pangkalannya di dermaga ujung Komando TNI AL Armada Timur (Koarmatim) Surabaya.

KRI Dewaruci sendiri membawa 69 kadet tingkat III Akademi TNI AL, yang terdiri dari 43 kadet korps pelaut, 10 korps elektronika, serta 16 kadet dari korps teknik. Selain itu, enam dosen akademi TNI AL juga turut serta.

"Untuk sementara KRI Dewaruci masih akan digunakan sampai nanti ada penggantinya," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Marsetio, di sela memimpin upacara penyambutan kedatangan KRI Dewaruci, Rabu siang.

Bahkan, kata Marsetio, selama dua tahun ke depan beberapa event kemaritiman dunia masih tetap akan mengikutkan KRI Dewaruci.

Sebagai pengganti, TNI AL saat ini masih mempertimbangkan untuk memesan di beberapa galangan kapal. "Masih menunggu Kementerian Pertahanan. Ada tiga negara yang menawarkan galanganya," ujarnya.

Selama 60 tahun, KRI Dewaruci, setidaknya telah melakukan 44 kali pelayaran keliling berbagai negara. Mayoritas kepala Staf TNI Angkatan Laut bahkan pernah mengarungi samudera menggunakan kapal legendaris ini.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, yang juga turut hadir dalam upacara penyambutan, mengatakan perjalanan keliling dunia yang dilakukan KRI Dewaruci telah memberikan nilai positif dalam perkembangan budaya dan pariwisata Indonesia. "Setiap awak kapal sekaligus sebagai duta budaya dan pariwisata yang mengharumkan nama bangsa," kata Sapta.

Sekadar diketahui, dalam perjalanannya sejak 14 Januari silam, KRI Dewaruci telah menempuh jarak 27 ribu lebih nautical mile. Berangkat dari Surabaya, KRI Dewaruci saat itu langsung menuju Jayapura, lantas dilanjutkan ke beberapa negara di Amerika di antaranya Kwajelein, Honolulu, San Diego, New Orleans, Miami, Charleston, New York, Baltimore, serta Boston.

Selain itu, ke Manzanillo Meksiko; Saint John, Kanada; Porto, Portugal; Cadiz, Spayol; Malta Port Said, Mesir; Jeddah, Arab Saudi; Salalah, Oman; Colombo, Srilangka; dan kembali ke Belawan lantas Jakarta dan kembali lagi ke Surabaya.

Dalam sejarahnya, perjalanan pertama KRI ini dilakukan pada 196. Dalam perjalanan keliling dunia ini, KRI Dewaruci dipimpin oleh Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto.

Sementara itu, upacara penyambutan KRI Dewaruci Rabu siang juga diramaikan oleh ratusan keluarga dari para awak kapal.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

KRI Dewaruci Kembali Ke Pangkalan Surabaya

Surabaya,17 Oktober 2012,---

            Sejak pagi para istri dan keluarga anggota KRI Dewaruci menunggu kedatangan Kapal perang yang telah berhasil melaksanakn pelayaran keliling dunia selama 10 bulan pada tahun 2012 di dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Rabu (17/10).
            Kedatangan KRI Dewaruci diawali dengan parade roll para Kadet Akademi Angkatan Laut. Setelah kapal sandar di dermaga, Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto turun dari kapal menuju dermaga untuk menerima ucapan selamat dan piagam penghargaan dari Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prof.Dr. Sapta Nirwandar, Wakil kepala Staf Angkatan laut Laksamana Madya Marsetio,M.M., bersama sejumlah pejabat teras Mabes TNI Angkatan Laut, Pangkotama TNI Angkatan Laut dan para pejabat lainnya.
            KRI Dewaruci pada pelayaran Internasional 2012 mengemban misi muhibah keluar negeri untuk mengikuti “ Operation Sail 2012 ” di Amerika Serikat dalam rangka memperingati 200 tahun perang besar ( 200 th Anniversary of the War) sekaligus mendukung latihan praktek pelayaran asatronomi TA.2011 bagfi Kadet Akademi Angkatan Laut tingkat II angkatan ke-59.
            Pada misi pelayaran keliling dunia tersebut, KRI Dewaruci juga mengemban misi untuk meningkatkan awarenessterhadap destinasi khususnya pariwisata Indonesia melalui8 promosi ”Wonderful Indonesia”.Misi tersebut berdasarkan Piagam Perjanjian Kerjasama Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dengan TNI Angkatan Laut tentang Branding Pariwisata Indonesia di dunia Internasional. Piagam tersebut ditandatangani oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno serta Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. Sapta Nirwandar padfa acara pemberangkatan KRI Dewaruci tanggal 15 januari 2012 di Koarmatim Ujung Surabaya.
            Setelah acara penyambutan di dermaga, Wakil Menteri Pariwisata didampingi Wakasal  dan para pejabat teras Mabes TNI Angkatan Laut dan pejabat lainnya langsung meninjau KRI Dewaruci dan disambut seluruh Anak Buah Kapal KRI Dewaruci dan kadet Akademi Angkatan Laut.

KRI Dewaruci bersiap kembali ke pangkalan Surabaya

Selasa, 16 Oktober 2012 14:12 WIB | 1834 Views
Kopral Dua Sarno, dari Departemen Bahari KRI Dewaruci, mengecat mimbar kapal saat kapal latih buatan galangan kapal Stulcken & Sohns, Hamburg, Jerman Barat, lego jangkar di Selat Madura, Jawa Timur, Selasa siang. (ANTARA News/Ade P Marboen)
... dalam KRI Dewaruci bisa langsung praktek; mirip dengan kuliah langsung di tempat sejatinya..."
Selat Madura, Jawa Timur (ANTARA News) - KRI Dewaruci, kapal latih tiang tinggi TNI AL yang selesai mengelilingi dunia sejak 14 Januari lalu, bersiap merapat kembali ke pangkalannya, di Komando Armada Timur Indonesia TNI AL, Surabaya.

Setelah bertolak dari dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI AL, Jakarta, empat hari lalu, kapal latih ini tengah lego jangkar di perairan Selat Madura. Pelayaran selepas Teluk Jakarta dilatari ketinggian gelombang hingga lima meter.

"Rencananya besok pagi siap disambut Wakil Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI Marsetio, dan segenap unsur pimpinan kami di Surabaya," kata Komandan KRI Dewaruci, Letnan Kolonel Pelaut Haris Bima Bayuseto.

Untuk mempersiapkan kepulangan kapal latih berusia hampir 60 tahun itu, seluruh anak buah kapal membersihkan kapal, menyikat sebersih mungkin perlengkapan kapal terbuat dari metal dan kuningan, serta berbagai pembersihan lain kapal.

Menurut rencana, kapal layar lain TNI AL yang sama-sama pernah berkeliling dunia, KRI Arung Samudera II, yang dipimpin Mayor Pelaut M Dofir, akan mengiringi kepulangan KRI Dewaruci. KRI Arung Samudera II merupakan kapal layar kelas yacht yang pernah berkeliling dunia pada 1996 dari arah timur ke barat.

Kali ini, KRI Dewaruci membawa 69 kadet tingkat III Akademi TNI AL, terdiri dari 43 kadet korps pelaut, 10 korps elektronika, dan 16 korps teknik. Bersama ke-69 kadet ini, turut enam dosen dari Akademi TNI AL.

Mereka inilah yang ada di lambung kapal pendidikan itu dalam pelayaran KRI Dewaruci selama ini. Di dalam kapal, mereka tetap kuliah teori sebagaimana halnya di dalam kelas mengikuti kurikulum yang ditetapkan.

"Di dalam KRI Dewaruci bisa langsung praktek; mirip dengan kuliah langsung di tempat sejatinya, jadi sangat berharga," kata salah satu dosen Akademi TNI AL, Letnan Kolonel Elektronika Lukman Yudho.

"Yang tidak kalah penting adalah pengalaman langsung berlayar, membentuk mental mereka semua," katanya. (*)
Editor: Ade Marboen

Jumat, 12 Oktober 2012

Ayo, Berakhir Pekan Bersama KRI Dewaruci


Penulis : Robertus Belarminus | Sabtu, 13 Oktober 2012 | 05:19 WIB

KOMPAS.com/Robertus Belarminus KRI Dewaruci tiba di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Kamis (11/10/2012). Rencananya, KRI Dewaruci akan bertolak kembali ke Surabya besok, Sabtu (12/10/2012).

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pencinta kapal layar tiang tinggi KRI Dewaruci dapat menikmati akhir pekannya untuk sekadar berfoto atau menyambangi kapal latih milik TNI AL itu. Kesempatan itu bisa dilakukan Sabtu (13/10/2012) pagi hingga siang. Pasalnya, KRI Dewaruci akan kembali bertolak dari Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kadispen Kolinlamil Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman mengatakan, kunjungan wisata di KRI Dewaruci rencananya hanya bisa dilakukan sampai pada Sabtu siang saja.

"Masih bisa dikunjungi untuk umum sampai dengan besok (Sabtu)," kata Maman, Jumat (12/10/2012).

Pengunjung yang akan mendatangi kapal, cukup menyerahkan KTP untuk dititipkan di pos pintu masuk Kolinlamil dan dapat masuk secara gratis. KRI Dewaruci dapat dikunjungi dengan batas waktu pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB, sebelum bertolak kembali.

"Diharapkan, pengunjung yang datang itu dapat mengenakan pakaian rapih saat berkunjung, masuknya itu gratis. Jadi sampai besok bisa dinikmati untuk umum sampai dengan jam satu sebelum ke Surabaya," ujar Maman.

Ada banyak hal yang bisa dinikmati pada suasana di atas kapal yang namanya diambil dari sejarah pewayangan itu. Selain nuansa klasik kapal, pengunjung dapat berfoto dan menikmati pemandangan suasana pelabuhan Tanjung Priok.

Selain itu, pengunjung juga dapat melihat beberapa memo catatan dari orang-orang yang pernah memberikan kesan akan KRI Dewaruci dari berbagai negara.

Di samping itu, pengunjung juga bisa menikmati, berbagai ukiran budaya yang ada di atas kapal. Di antaranya ukiran dari Toraja Sulawesi. Kemudian ada tiang ukiran dari daerah Jawa, dan paling belakang ada tiang dengan ukiran yang berasal dari daerah Papua.

KRI Dewaruci kini berusia 60 tahun. Banyak jasa dari kapal yang terbilang tua itulah melahirkan ribuan pelaut-pelaut tangguh TNI AL melalui Kadet Akademi Angkatan Laut guna mengawaki beragam kapal perang yang dimilikinya. Tak heran apabila julukan 'Ibu' disematkan pada kapal tiang tinggi milik TNI AL ini.

KRI Dewaruci memiliki 16 layar beragam ukuran. Dengan lebar 9,50 meter, kapal tersebut memiliki panjang 58,30 meter dengan bobot 874 ton. Selain itu, kapal dengan tipe Tall Ships Barquentine itu memiliki kecepatan mesin 10,5 knot dan kecepatan layar 9 knot.

Seorang pengunjung asal Ciledug, Suningsih (53), mengaku sengaja datang agar bisa melihat kapal latih dengan layar tiang tinggi milik TNI AL itu secara langsung.

"Ke sini sengaja, mau liat kapal, dari rumah tadi jam 11 sampe sini jam 2. Bawa anakku sama teman, ada empat orang kita," ujar Suningsih.

Menurutnya, ia sengaja datang sekaligus untuk memberi hiburan bagi anak-anaknya. Disamping itu, ia mengaku orang tuanya juga pernah bekerja di kapal tersebut.

"Dulu Bapak saya pernah kerja di sini, mumpung ini buat umum ya mau kenalin ke anak, biar punya cerita untuk anak. Kalau saya seneng aja ya, pokoknya luar biasa," katanya bercerita.

KRI Dewaruci sendiri tiba di Jakarta selepas melakukan pelayaran keliling dunia pada 11 Oktober 2012 kemarin. Kedatangannya pun disambut meriah, khususnya dari pihak TNI AL. KRI Dewaruci rencananya akan bertolak Sabtu siang untuk melanjutkan perjalanan menuju Surabaya.

KRI Dewaruci Akhiri Pelayaran Keliling Dunia


Kapal yang memiliki 16 layar, bobot 874 ton, panjang 58,3 meter, dan lebar 9,5 meter itu pernah berkeliling dunia pada tahun 1964.

kri dewaruci,kapal,maritimAday
Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci mengakhiri pelayaran keliling dunia. Setelah menempuh 27.006 mil laut (48.611 kilometer), menjelajah Samudra Pasifik dan Atlantik serta 21 negara di Asia, Amerika, Eropa, dan Afrika selama 277 hari sejak Januari 2012, kapal latih itu tiba di dermaga Komando Lintas Laut militer Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (11/10).
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Soeparno serta pejabat di lingkungan TNI Angkatan Laut menyambut kedatangan para kadet yang dipimpin Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut Haris Bima Bayuseto.
Sejumlah siswa SMAN 6 Jakarta dan SMAN 70 Jakarta yang September lalu terlibat tawuran juga hadir dalam acara itu. Seusai upacara penyambutan, perwakilan kedua sekolah mendeklarasikan perdamaian di atas kapal dan disaksikan Kepala Pusat Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati dan Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi.
Laksamana Soeparno mengatakan, misi pelayaran KRI Dewaruci tahun ini mengikuti Operation Sail 2012 di Amerika Serikat dan mendukung latihan pelayaran astronomi bagi para kadet Akademi Angkatan Laut Tingkat II Angkatan 59. Sebanyak 77 anak buah kapal KRI Dewaruci juga mengemban misi promosi pariwisata Indonesia.
"Pada setiap kota yang disinggahi, para kadet mengenalkan budaya, kesenian, dan mengenalkan budaya, kesenian, dan mempromosikan destinasi wisata Indonesia," lanjut Soeparno.
Untung menambahkan, pelayaran keliling dunia tahun ini yang kedua bagi KRI Dewaruci. Sebelumnya, kapal yang memiliki 16 layar, bobot 874 ton, panjang 58,3 meter, dan lebar 9,5 meter itu pernah berkeliling dunia di tahun 1964. Saat itu misi dipimpin Letkol Laut Sumantri.

Kamis, 11 Oktober 2012

10 bulan seberangi samudera dunia, KRI Dewaruci kembali...


Kamis, 11 Oktober 2012 23:07 WIB | 1280 Views
Puluhan kadet Akademi TNI AL menjalankan peran parade di ketiga tiang dan peruan kapal latih KRI Dewaruci. Peran ini adalah satu tradisi penghormatan kepada publik di KRI Dewaruci sejak lama. Dalam waktu 90 detik, mereka harus ada pada kedudukan yang ditentukan, bahkan pada puncak tiang layar, di ketinggian hampir 40 meter dari geladak kapal layar tiang tinggi itu. (ANTARA News/Ade P Marboen)
... kami digembleng habis-habisan di sini...

Jakarta (ANTARA News) - Satu-satunya kapal latih bagi kadet Akademi TNI AL, KRI Dewaruci, telah kembali dari pelayaran keliling dunia kedua kalinya selama 10 bulan. Di tepi dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI AL, Kamis, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, menyatakan, "Pengganti KRI Dewaruci nanti namanya juga Dewaruci."

Sebagai kadet pada masanya, Soeparno juga dilatih dan dididik di lambung kapal layar buatan galangan kapal HC Stulcken & Sohns, Hamburg, Jerman Barat, pada 1954 itu. Bersama puluhan kadet lain, dia digembleng habis-habisan selama beberapa bulan pada pelayaran rute keliling ASEAN pada saat itu.

"Memang beda, kami digembleng habis-habisan di sini. Banyak hal berkesan terjadi di sini. Ada teman satu angkatan saya, waktu itu mabuk laut berat dan tidak bisa makan. Ompreng makannya tetap dipegang… tapi pas ditarik, tidak juga dia lepas," kata Soeparno, yang kemudian banyak berdinas di kapal selam TNI AL.

Soeparno menerima kedatangan KRI Dewaruci, yang kini dipimpin Letnan Kolonel Pelaut Haris Bima Bayuseto. Kebetulan yang menarik, karena hikayat pewayangan Dewa Ruci berkisah tentang penemuan jati diri Bima dalam babak perjalanan dan pendewasaan dirinya. Kapalnya bernama Dewaruci dan komandannya kini bernama Bima, seperti ditulis di papan namanya.

KRI Dewaruci bertugas multi fungsi selain menjadi kapal pendidikan berkoordinasi dengan Akademi TNI AL yang bersesanti Hree Dharma Shanti, yang ditulis di atas tuas kemudi utamanya di buritan kapal. Di kapal itu, kadet-kadet, terutama dari korps pelaut, dididik berbagai ilmu kepelautan memakai instrumen minimalis dan alamiah (misalnya menentukan arah mengandalkan bintang-bintang dan sekstant). 

KRI Dewaruci, kapal layar tipe Barkentin (Barquentine) satu-satunya yang tersisa di dunia, adalah goodwill ambassador sejati bangsa, yang menjadi ikon dunia karena reputasi kapal dan manusia pengawaknya.

Sentuhan dan komunikasi langsung warga negara-negara yang dikunjungi kepada insan TNI AL pengawak kapal itu begitu frontal dan tanpa tedeng aling-aling. Walhasil, keramahan dan keaslian wajah Indonesia tergambar dengan meninggalkan berjuta kenangan bagi warga yang ditinggalkan. 

Pelayaran keliling dunia perdana KRI Dewaruci terjadi pada 1964, dengan komandan Mayor Pelaut Sumantri dan perwira pelaksana Kapten Pelaut Nasution. Berangkat dari Tanah Air ke arah timur, melintasi Samudera Pasifik, pantai barat, Terusan Panama, dan pantai timur Amerika Serikat, Samudera Atlantik, beberapa negara di sana, Laut Mediterania, Terusan Suez, Laut Arab, Samudera Hindia, dan finis di Pulau We untuk kemudian kembali ke dermaganya di Surabaya.

Perintah datang langsung dari Presiden Soekarno melalui Kepala Staf TNI AL (saat itu), Laksamana Madya Soebiyakto, ayah dari pegiat seni kondang, Jay Soebiyakto. Hampir satu tahun misi dilaksanakan.

Pertengahan Januari lalu, rute yang mirip ditempuh lagi. Bedanya, generasi pelaut dan kadetnya sudah lama berganti. Namun semangat tetap dan KRI Dewaruci dengan segenap awak dan perwiranya kembali tanpa kekurangan apapun.

Hampir 60 mengabdi, akan diadakan kapal layar latih tiang tinggi pengganti. "Belum ditentukan pihak pembuatnya, namun sudah ada lima nominasi. Bisa dari Spanyol, Portugal, Belanda, atau negara lain. Yang jelas nanti tipe Bark dan namanya tetap Dewaruci," kata Soeparno.

KRI Dewaruci memang berbeda, yang bisa menggantikan dia cuma (KRI) Dewaruci juga...  (*)

Kisah di Balik Layar KRI Dewaruci Nur Khafifah - detikNews Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Foto: Nur Khafifah/detikcom Jakarta KRI Dewaruci telah berlayar selama 59 tahun di tujuh samudra di dunia. Inilah kisah di balik layar kapal pencetak pelaut handal ini. KRI Dewaruci memiliki tiga tiang layar utama yang menunjukkan jenisnya yakni Tall Ship Barqentine, biasa digunakan untuk pelatihan TNI AL, buatan tahun 1953. Kapal berwarna putih ini memiliki 16 layar, lebar lambung 9,5 meter, panjang lambung 58,3 meter, bobot 874 ton, kecepatan dengan mesin 10,5 knot, kecepatan dengan layar 9 knot, dan mampu menampung 120 orang. Nama Dewaruci sendiri diambil dari tokoh pewayangan yaitu dewa yang berhati lembut. Di KRI Dewaruci, pahatan tokoh Dewaruci terpampang di sebuah meja makan oval berukuran 4x6 meter. Dewaruci digambarkan sedang menatap Bima yang mencengkeram naga di lautan. "Lukisan ini menggambarkan kisah pewayangan Dewaruci ketika menjadi guru Bima, hingga akhirnya Bima menemukan sebuah kebenaran dan kejujuran saat bertarung dengan naga di samudera," ujar salah satu perwira yang menjelaskan makna gambar tersebut di atas kapal KRI Dewaruci, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (11/10/2012). KRI Dewaruci telah selesai melaksanakan misi terakhirnya sebagai duta pariwisata Indonesia, berlayar mengelilingi dunia selama 227 hari dengan jarak tempuh 27.000 nautikal mil selama tahun ini. Kapal kebanggaan Nusantara ini sudah mendapatkan sejumlah peremajaan terutama di sektor navigasi dan mobilisasi. Sejumlah piagam penghargaan dari negara-negara yang pernah dikunjungi turut dipajang di salah satu ruangan kapal yang memiliki bar kecil untuk tamu VVIP. "Pada tahun 2003, saat kita meningalkan Belanda, hampir seluruh awak kapal KRI Dewaruci berkaca-kaca, dan saya sendiri menangis. Ketika itu dentuman meriam pasukan angkatan laut Belanda sebanyak 17 kali dan lagu Indonesia Raya mengiringi sambil menaikkan bendera merah putih besar sekali," kata Kepala Koki KRI Dewaruci, Sertu Ainur Rofiq. Rofiq juga teringat ketika KRI Dewaruci berlabuh di sejumlah negara di Eropa. Pasalnya, para pengunjung kapal tersebut meminta makanan ke Rofiq yakni nasi goreng dan bakso. "Kita punya acara cocktail party dan orang Eropa paling suka makanan kita nasi goreng dan bakso. Kebanyakan dari mereka pun menyebutnya nasi goreng, padahal kita masak biasa saja, tapi mereka suka sekali," kata pria yang telah memasak makanan untuk awak KRI Dewaruci sejak tahun 1988 tersebut. Hari ini KRI Dewaruci memilih Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terakhir masa baktinya dan disambut meriah oleh TNI AL di Komando Lintas Laut Militer. Setelah itu, KRI Dewaruci akan dimuseumkan di Surabaya, menyimpan sejuta cerita kebanggaan Nusantara.

Kisah di Balik Layar KRI Dewaruci

Nur Khafifah - detikNews

Foto: Nur Khafifah/detikcom
Jakarta KRI Dewaruci telah berlayar selama 59 tahun di tujuh samudra di dunia. Inilah kisah di balik layar kapal pencetak pelaut handal ini.

KRI Dewaruci memiliki tiga tiang layar utama yang menunjukkan jenisnya yakni Tall Ship Barqentine, biasa digunakan untuk pelatihan TNI AL, buatan tahun 1953. Kapal berwarna putih ini memiliki 16 layar, lebar lambung 9,5 meter, panjang lambung 58,3 meter, bobot 874 ton, kecepatan dengan mesin 10,5 knot, kecepatan dengan layar 9 knot, dan mampu menampung 120 orang.

Nama Dewaruci sendiri diambil dari tokoh pewayangan yaitu dewa yang berhati lembut. Di KRI Dewaruci, pahatan tokoh Dewaruci terpampang di sebuah meja makan oval berukuran 4x6 meter. Dewaruci digambarkan sedang menatap Bima yang mencengkeram naga di lautan.

"Lukisan ini menggambarkan kisah pewayangan Dewaruci ketika menjadi guru Bima, hingga akhirnya Bima menemukan sebuah kebenaran dan kejujuran saat bertarung dengan naga di samudera," ujar salah satu perwira yang menjelaskan makna gambar tersebut di atas kapal KRI Dewaruci, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (11/10/2012).

KRI Dewaruci telah selesai melaksanakan misi terakhirnya sebagai duta pariwisata Indonesia, berlayar mengelilingi dunia selama 227 hari dengan jarak tempuh 27.000 nautikal mil selama tahun ini. Kapal kebanggaan Nusantara ini sudah mendapatkan sejumlah peremajaan terutama di sektor navigasi dan mobilisasi.

Sejumlah piagam penghargaan dari negara-negara yang pernah dikunjungi turut dipajang di salah satu ruangan kapal yang memiliki bar kecil untuk tamu VVIP.

"Pada tahun 2003, saat kita meningalkan Belanda, hampir seluruh awak kapal KRI Dewaruci berkaca-kaca, dan saya sendiri menangis. Ketika itu dentuman meriam pasukan angkatan laut Belanda sebanyak 17 kali dan lagu Indonesia Raya mengiringi sambil menaikkan bendera merah putih besar sekali," kata Kepala Koki KRI Dewaruci, Sertu Ainur Rofiq.

Rofiq juga teringat ketika KRI Dewaruci berlabuh di sejumlah negara di Eropa. Pasalnya, para pengunjung kapal tersebut meminta makanan ke Rofiq yakni nasi goreng dan bakso.

"Kita punya acara cocktail party dan orang Eropa paling suka makanan kita nasi goreng dan bakso. Kebanyakan dari mereka pun menyebutnya nasi goreng, padahal kita masak biasa saja, tapi mereka suka sekali," kata pria yang telah memasak makanan untuk awak KRI Dewaruci sejak tahun 1988 tersebut.

Hari ini KRI Dewaruci memilih Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terakhir masa baktinya dan disambut meriah oleh TNI AL di Komando Lintas Laut Militer. Setelah itu, KRI Dewaruci akan dimuseumkan di Surabaya, menyimpan sejuta cerita kebanggaan Nusantara.

Markas Besar TNI AL Sambut Kedatangan KRI Dewaruci


KOMPAS.com/Robertus Belarminus KRI Dewaruci tiba di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kamis (11/10/2012).

 
JAKARTA, KOMPAS.com — TNI Angkatan Laut (AL), Kamis (11/10/2012) ini, menyambut kedatangan Tall Ship TNI AL KRI Dewaruci di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara. KRI Dewaruci berlayar sepulangnya dari mengikuti Operation Sail 2012 di Amerika Serikat dalam rangka memperingati 200 Tahun Perang Besar (200th Anniversary of the War).
Selain misi tersebut, KRI Dewaruci juga mengemban misi Duta Pariwisata Indonesia untuk meningkatkan awareness terhadap destinasi, khususnya pariwisata Indonesia melalui promosi Wonderful Indonesia di dunia internasional. Misi itu berdasarkan piagam perjanjian kerja sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf) dengan TNI AL.
"Dipilihnya KRI Dewaruci sebagai Duta Pariwisata Indonesia dengan sasaran masyarakat setempat dan fans KRI Dewaruci di 21 negara pada empat benua yang disinggahi sebagai upaya citra pariwisata untuk merealisasikan target kunjungan wisatawan turis maritim dari mancanegara yang hendak dibidik," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati dalam siaran pers yang diberikan Dinas Penerangan (Dispen) Markas Besar Angkatan Laut (Mabes AL) kepada wartawan, Kamis (11/10/2012).
Dalam siaran pers tersebut, pelayaran KRI Dewaruci merupakan yang ke-44 kalinya dan telah menyinggahi 21 negara di Asia, Afrika, Amerika Serikat, dan Eropa. KRI Dewaruci mulai berlayar keliling dunia pada tahun 1964, yang saat itu di bawah Komandan Letkol Laut (P) Sumantri atas perintah Presiden Soekarno.
Dalam misi yang dilakukan tahun ini, KRI Dewaruci sudah berlayar selama 227 hari dengan jarak tempuh 27.006 Nautical Mile. Kapal tiang tinggi tersebut telah melalui rute yang dimulai dari Surabaya, kemudian dilanjutkan ke banyak kota pada sejumlah negara di luar negeri dan hari ini kembali ke Jakarta untuk selanjutnya akan berakhir di Surabaya pada Selasa (16/10/2012).
Sementara itu, acara penyambutan KRI Dewaruci akan diawali dengan Sailing Pass sejumlah kapal layar jenis yacht dan jetski dari Teluk Jakarta sampai sandar di Dermaga Kolinlamil. Para kadet Akademi AL turut melaksanakan Parade Roll. Sejumlah tari-tarian pun dilakukan untuk menghibur peserta acara. Menurut rencana, acara penyambutan itu akan dihadiri sejumlah pihak, di antaranya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Maria Elka Pangestu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno bersama sejumlah Kemenparekraf, pejabat teras Mabes TNI Angkatan Laut, dan para pemimpin Kotama TNI AL.

Arungi Pasifik, Pengalaman Tak Terlupakan Nakhoda KRI Dewaruci


Nur Khafifah - detikNews

 Jakarta Dalam pelayaran Opsail 2012, KRI Dewaruci telah berlayar selama hampir 9 bulan. Sejumlah negara disinggahi kapal kebanggaan Nusantara tersebut. Nah, bagi sang nakhoda, berlayar di Lautan Pasifik adalah pengalaman tak terlupakan.

"Pengalaman paling menegangkan saat melewati lautan Pasifik. Lautan teduh tapi tidak pernah teduh. Karena keuletan anak-anak, kita bisa mengatasi itu semua. Kita berhasil ke Opsail tepat waktu," ujar nakhoda KRI Dewaruci, Letnan Kolonel (Letkol) Laut (P) Haris Bima B, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/10/2012).

Dia menjelaskan saat itu ombak di perairan Pasifik mencapai 12-14 meter. Selama 15 hari, KRI Dewaruci dihantam ombak dari arah lambung maupun haluan.

"Alam nggak boleh kita tantang. Ya saat di Samudera Pasifik itu kita sampai nggak masak. Makan seadanya. Makanan kering, buah-buahan, seperti itu. Kita harus siap. Harus memberikan yang terbaik selama bertugas," terang Haris.

Pihaknya sudah memperkirakan dalam perjalanan itu bakal dihadang ombak yang tidak bersahabat. Namun mereka toh tetap menghadapi tantangan itu. "Alam memang tidak bisa kita prediksi," sambung Haris.

Meski banyak tantangan di lautan, sebagai pelaut tentu Haris dan 77 awak kapal berseragam tidak gentar. Sebab mereka sudah belajar bagaimana cara menghindari dan menghadapi badai.

"Secara moril kami siap. Kapal alhamdulillah nggak ada kerusakan. Kalau tali kecil lepas itu banyak. Tapi nggak masalah itu," imbuh Haris.

Bagaimana tanggapan dari negara yang menerima kunjungan? "Banyak yang bilang fantastis, amazing, harus sering datang ke sini. Jangan sampai lupa. Sampai ada yang mau naik jadi LO (liaison officer)," ucap Haris.

KRI Dewaruci memiliki tiga tiang layar utama yang menunjukkan jenisnya yakni Tall Ship Barqentine, biasa digunakan untuk pelatihan TNI AL, buatan tahun 1953. Kapal berwarna putih ini memiliki 16 layar, lebar lambung 9,5 meter, panjang lambung 58,3 meter, bobot 874 ton, kecepatan dengan mesin 10,5 knot, kecepatan dengan layar 9 knot, dan mampu menampung 120 orang.

Nama Dewaruci sendiri diambil dari tokoh pewayangan yaitu dewa yang berhati lembut. Di KRI Dewaruci, pahatan tokoh Dewaruci terpampang di sebuah meja makan oval berukuran 4x6 meter. Dewaruci digambarkan sedang menatap Bima yang mencengkeram naga di lautan.

KRI Dewaruci Tiba Di Jakarta, Disambut Kasal dan Pangkotama TNI AL


Surabaya, 11 Oktober 2012
Kapal layar tiang tinggi yang menjadi satu-satunya kapal latih Kadet Akademi  Angkatan Laut, KRI Dewaruci  (11/10) telah tiba di  Dermaga Komando Lintas Laut Militer ( Kolinlamil) Jakarta. Kedatangan kapal tersebut disambut  Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana  TNI Soeparno beserta Ketua Umum Jalasenastri NY. Lilik Soeparno, Wakil Kepala Staf dan para Pangkotama TNI AL serta para undangan lainnya.

Acara  penyambutan KRI Dewaruci di awali dengan sailing pas  sejumlah kapal layar jenis Yacht,  jetski dari Teluk Jakarta hingga Dermaga  Kolinlamil, sementara itu para kadet Akademi TNI AL melaksanakan peran parade roll. Setelah kapal sandar, Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto turun dari kapal untuk menerima ucapan selamat datang dari Kasal dan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Lilik Soeparno .

Kepada  seluruh Prajurit KRI Dewaruci yang mengikuti pelayaran keliling Dunia 2012 di berikan penghargaan sebuan pin keliling dunia. Penyematan Pin  tersebut secara simbolis di berikan  Kasal kepada Laksamana Pertama TNI Darwanto,SH, MAP yang pernah keliling dunia denganKRI Arung Samudera serta  kepada Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut(P) Haris Bima Bayuseto yang telah berhasil melaksanakan misi keliling dunia 2012. Kemudian Kasal memberikan pengarahan kepada seluruh prajurit KRI Dewaruci di teruskan pemberian ucapan selamat.


Pelayaran 2012 kali ini, kapal latih tiang tinggi yang telah berusia setengah abat lebih ini membawa misi  muhibah ke luar negeri untuk mengikuti  Operation  Sail 2012 di Amerika Serikat  dalam rangka memperingati  200 Tahun Ulang Tahun  Perang Besar  ( 200th Annyversary of the war) serta mendukung Latihan praktek  pelayaran Astronomi  tahun 2012 Kadet Akademi TNI AL tingkat II angkatan59.

Sedangkan  keliling dunia 2012 KRI Dewaruci mengemban  misi  meningkatkan  awareness terhadap destinasi  khususnya pariwisata  Indonesia melalui  promosi “ Wonderful Indonesia”. Misi tersebut berdasarkan perjanjian kerjasama  Kementrian Pariwisata  dan Ekonomi Kreatif dengan TNI AL yang telah di tanda tangani oleh Kasal  Laksamana TNI Soeparno dengan  Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. Sapta Nirwandar pada saat upacara pemberangkatan KRI DWR di Koarmatim(15/1).

KRI Dewaruci sendiri dalam pelayaran keliling dunia kali ini telah menyelesailan  pelayaran sepanjang  277 hari dengan jarak tempuh 27.006 Nautical Mile melalui rute  Surabaya-Jayapura- Kwajelain-Honolulu- San Diego- Mexico-Panama-Miami-Savannah-New York-Norfolk- Baltimore- Massaschets- Boston-Canada-Portugal-spanyol – Malta- Mesir Saudi Arabia-Oman-Sri Lanka- Belawan-Jakarta kemudian nanti terakhir di Surabaya.

Persinggahan di luar negeri KRI Dewaruci  selalu menampilkan berbagai kesenian di acara coctail party yang diadakan dan selalu mendapat sambutan positif. Prajurit KRI Dewaruci ternyata sangat enjoy menampilkan kesenian tersebut, ini yang sangat di bangggakan karena tidak disangka oleh para pengunjung yang hadir bahwa mereka ini prajurit KRI Dewaruci. (Dispenarmatim)

Senin, 08 Oktober 2012

KRI DEWARUCI MENUJU IBU KOTA NEGARA

 
Setelah mengelilingi dunia KRI Dewaruci memasuki wilayah perairan NKRI dan kota pertama yang menjadi tempat berlabuhnya adalah Belawan, Medan. Sejak meninggalkan Belawan (4-10-12) menuju Jakarta kapal berlayar melewati Selat Malaka dan Selat Dempo disinilah para Anak Buah Kapal (ABK) menuangkan kerinduannya selama sembilan bulan meninggalkan keluarga dengan berkomunikasi melalui Hand Phone (HP) karena sinyal on.
Komunikasi menjadi kebutuhan utama untuk mengetahui kabar terkini dari orang yang dikasihi, anak istri dan keluarga, juga mengetahui isu-isu hangat di tanah air. Karena selama berada di luar negeri komunikasi ini mengalami banyak kendala diantaranya roaming internasional, perbedaan waktu dan lain-lain.
Sejak meninggalkan Belawan hingga hari ini (6/10/2012) KRI Dewaruci berlayar di Selat Malaka kemudian Selat Dempo, ABK terlihat sibuk dengan HP-nya masing-masing, tentunya tidak mengganggu jam kerja atau pekerjaan yang sedang dikerjakannya. Biasanya mereka menggunakan alat komunikasi itu di luar jam kerja atau setelah tidak ada pekerjaan yang harus diselesaikannya.
Dari 25 kali sandar hanya tiga kota sandar di Indonesia yaitu Jayapura (25/1/2012), Belawan (1/10/2012) dan sekarang menuju Jakarta dilanjutkan kembali ke Surabaya, selebihnya berada di luar negeri dengan menyinggahi 12 negara. Selama mengelilingi dunia dan berada berada di luarnegeri  "kekangan" komunikasi membuat kerinduan semakin meningkat, seolah dendam itu tersalurkan ketika memasuki wilayah Indonesia yang biayanya relative terjangkau dibandingkan ketika berada di luar negeri. Baik itu telepon, sms atau paket internetan. Pemandangan ABK telepon di atas geladak, mulai dari haluan sampai buritan berjejer dengan bermacam jenis HP dipegangnya, terutama saat sore hingga malam hari menjadi pemandangan yang indah.
Segala misi yang diemban Dewaruci dapat diselesaikan dengan baik, prestasi gemilang dalam event Operation Sail 2012 USA di raihnya dibawah komando Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto selaku Komandan KRI. Sebagai kapal layar wakil dari Asia, KRI Dewaruci dengan 77 orang ABK ini bukan saja mengharumkan nama TNI AL tetapi mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata dunia dan menjadi dambaan atau kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti ketika sandar di Belawan, ribuan warga Sumatera Utara itu mengunjungi kapal tiang tinggi ingin melihat secara dekat dan ikut melepas keberangkatan dengan tampilan ketangkasan ABK menaiki ketiga tiang tinggi menjulang ke angkasa dengan tradisi peran parade rool.
Kini Ibu Kota Negara sudah menanti ke datangan kapal berumur 59 tahun itu dengan sandarnya di Jakarta, yaitu tanggal 11 Oktober 2012 di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta. Dan rencananya petinggi TNI dan jajarannya akan menyambut kedatangan sang petualang samudra yang telah berhasil mengelilingi dunia.

KRI DEWARUCI PERINGATI HUT KE-67 TNI DI TENGAH LAUT


 
Walau tanpa defile, pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) atau demo-demo lain layaknya di pangkalan-pangkalan, tapi tidak mengurangi hikmatnya peringatan HUT TNI ke-67 dilaksanakan di geladak H KRI Dewaruci yang tengah berlayar dari Belawan menuju Jakarta, Jumat (5/10/2012). Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Komandan KRI Dewaruci, Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto.
Dalam amanat Panglima TNI yang dibacakan Irup, antara lain mengatakan, mantapkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME sebagai landasan moral dan etika dalam pelaksanaan tugas, tempatkan tugas diatas segala-galanya sebab TNI berkaitan langsung dengan tegak dan runtuhnya negara, junjung tinggi nilai dan semangat kebangsaan demi tetap kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa, tingkatkan kewaspadaan dengan mencermati dan mengantisipasi perkembangan situasi secara terus menerus terhadap segala ancaman, pegang teguh disiplin keprajuritan dengan berpedoman pada sapta marga dan sumpah prajurit, delapan wajib TNI, Bina soliditas satuan, mantapkan kepemimpinan lapangan.
Saat pelaksanaan upacara, kapal berlayar di Selat Malaka dengan kecepatan delapan knot, mesin maju 500 RPM, dalam pelayaran dari Belawan menuju Jakarta dengan jarak lebih dari 850 Nautical Mil untuk menyelesaikan etape ke-23 dari 24 etape. Selesai upacara tidak ada syukuran, tumpengan atau makan nasi box tetapi ABK ganti baju kerja dilanjutkan dengan pekerjaannya sesuai departemen masing-masing karena diakhir pelayaran ini dapat dibilang pekerjaan semakin bertambah.
Direncakan kapal akan sampai di Jakarta hari Kamis, 11 Oktober 2012 sandar di dermaga Komando Lintas Militer (Kolinlamil) dengan penyambutan oleh petinggi TNI dan jajarannya selama tiga hari. Muhibah KRI Dewaruci keliling dunia tahun 2012 tercatat dalam sejarah menempuh jarak terlama dan terjauh sejak tahun 1953, melewati 12 negara dan 25 kali sandar. Kepiawaian Anak Buah Kapal (ABK) tidak saja di bidang keangkatanlautan atau kemiliteran akan tetapi pandai memainkan beberapa kesenian tradisional Indonesia berupa tari rantak, tari remo, tari badindin, tari saman, tari perang, reog ponorogo dan rampak gendang.
Hampir di setiap negara yang disinggahi kapal tiang tinggi ini, kesenian tersebut ditampilkan dan selalu mendapat sambutan yang meriah. Pelayaran KRI Dewaruci dalam rangka Operation Sail (Opsail) 2012 di Amerika Serikat dan Kartika Jala Krida (KJK) kadet AAL tingkat II mengemban misi diplomasi, edukasi dan duta pariwisata. Pelayaran ini akan mencapai finishnya di Surabaya pada tanggal 17 Oktober mendatang.

Kamis, 04 Oktober 2012

Orang-Orang ‘Penting’ di Ekspedisi Dewaruci Keliling Dunia (2)


JARANG DI DARAT: Khoirul Saleh (kiri) mengecek tekanan darah Serka Supari menjelang lomba panjat tiang Dewaruci dalam peringatan kemerdekaan RI 17 Agustus 2012.
Pontang-panting Tangani Diare Masal ABK
Keberadaan Sertu Rum Khoirul Soleh sebagai bintara kesehatan (bakes) sangat penting dalam ekspedisi KRI Dewaruci kali ini. Dialah ’’dokter’’ yang harus selalu stand by untuk menangani awak kapal yang ambruk.
Berikut laporan wartawan koran ini yang ikut dalam pelayaran selama 9 bulan.
DI setiap satuan kapal TNI-AL yang hendak berlayar dalam waktu lama, pasti disertakan tenaga kesehatan. Apalagi bila kapal yang menjalankan misi khusus itu membawa banyak penumpang (awak kapal). Kehadiran dokter, perawat, atau tenaga kesehatan sekelas mantri sekalipun sangat dibutuhkan. Mau berobat ke mana lagi kalau tidak ke orang-orang ’’penting’’ itu saat sakit di tengah laut.
Dalam ekspedisi KRI Dewaruci keliling dunia 2012, Dinas Kesehatan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menugaskan dua personel andal.
Mereka adalah Letnan Satu Laut (K) dr Bangun Pramujo dan Sersan Satu Rum Khoirul Soleh. Kendati bukan ABK (anak buah kapal) tetap di  Dewaruci, Khoirul sudah malang melintang di berbagai penugasan militer di darat maupun laut. Jam terbangnya sudah tinggi. Karena itu, begitu mendapat tugas untuk mengikuti ekspedisi Dewaruci kali ini, dia langsung siap. Selain karena perintah komandan, pelayaran panjang kali ini sangat menantang profesionalitasnya sebagai tenaga kesehatan. ’’Berlayar bareng Dewaruci adalah pengalaman pertama saya ke luar negeri. Apalagi keliling dunia dengan waktu yang sangat lama,’’ kata Khoirul.
Selama 25 tahun pengabdiannya di TNI-AL, dia tak pernah mengikuti pelayaran sampai lebih dari sembilan
bulan seperti dalam ekspedisi Dewaruci kali ini.
Khoirul ikut bertugas di kapal perang paling lama tidak lebih dari tiga bulan. Dia lalu mencontohkan saat ditugaskan on board di KRI Pandrong pada Oktober–Desember 2011. Di atas kapal patroli itu, Khoirul berlayar mengelilingi
perairan Indonesia wilayah timur untuk menjaga keamanan teritorial laut. Tanpa tenaga dokter, dia menjadi rujukan para awak kapal yang mengalami gangguan kesehatan.’’Alhamdulillah, waktu itu tidak ada kasus medis berat yang mengharuskan kapal sandar untuk merujuk pasien ke rumah sakit terdekat,’’ ujarnya.
Hanya berselang dua minggu setelah tugas patroli KRI Pandrong selesai, Khoirul sudah mendapat perintah untuk ikut mengawal KRI Dewaruci sejak Januari silam hingga saat ini. Memang, dalam tujuh tahun ini, Khoirul sering mendapat tugas ’’melaut’’. Setiap tahun dia dua hingga tiga kali berlayar dalam durasi yang lumayan lama. Praktis,
waktunya lebih banyak dihabiskan di atas laut daripada di darat. Bapak tiga anak itu dalam setahun hanya punya waktu berkumpul keluarga sekitar tiga bulan. ’’Sejak pindah ke Diskes Koarmatim pada 2005, saya lumayan bisa meluangkan waktu untuk keluarga. Sebelum itu, lebih sering di laut,’’ ungkap pria asal Jombang tersebut.
Menjadi prajurit dengan pangkat kelasi dua pada 1987, Khoirul kali pertama berdinas di Yonkesmar, Karangpilang, Surabaya, sekitar tiga tahun. Kemudian, dia dipindah ke Yonif 2 Marinir, Cilandak, dan Diskes Detasemen Jala Mangkara, Jakarta, selama empat tahun.
Dia sempat kembali ke Jatim ketika dimutasi ke Yonif 3 Marinir, Gedangan, Sidoarjo, dan Yonif 1 Marinir, Tanjung Perak, Surabaya, sampai 2004. Selama itu, berbagai penugasan ke Nanggroe Aceh Darussalam dia peroleh. Misalnya, saat darurat militer, operasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan tanggap militer. Kala itu, Khoirul juga ikut turun ke medan perang, keluar-masuk hutan, serta naik turun gunung selama 16 bulan. Dia tercatat empat kali mendapat tugas khusus di provinsi ujung barat Indonesia itu. ’’Tantangannya lebih berat dibanding masa pendidikan,’’ kenang prajurit yang tidak menyangka akan diposisikan di korps kesehatan tersebut.
Kasus menonjol ditemui Khoirul ketika ada ABK yang gulung koming karena perutnya sakit. Rupanya, si ABK punya riwayat sakit usus buntu akut yang tidak dilaporkan ke tim medis. Puncaknya, saat kapal berada di kawasan utara Indonesia, sakit si pasien tak bisa dibendung lagi. Khoirul pun melapor ke komandan kapal mengenai kondisi ABK yang kesakitan. Komandan lalu memutuskan agar kapal merapat ke lantamal (pangkalan utama TNI-AL) terdekat yang memiliki rumah sakit. Operasi wajib dilaksanakan untuk menyelamatkan jiwa anak buahnya.
’’Sebelum sandar, pasien saya infus dan terapi ringan. Begitu sandar, dia langsung kami evakuasi agar penanganan apendiks (usus buntu)-nya tidak terlambat,’’ beber Khoirul tanpa menyebut nama si pasien dan nama kapal yang berlayar dengan alasan etika.
Dalam ekspedisi Dewaruci kali ini, dirinya juga mengalami kejadian luar biasa. Dia dan tim medis lainnya bahkan sempat dibuat kelabakan. Yakni, kejadian pada Agustus lalu seusai seluruh ABK muslim umrah ke Makkah. Hampir separo di antara 69 awak kapal yang umrah mengalami diare masal. Diduga, penyebabnya adalah makanan katering yang dikonsumsi para ABK kurang memenuhi standar kesehatan. Saking parahnya, sejumlah personel sampai terkapar dua hari. Beberapa ABK mengalami dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar. ’’Kami sempat panik karena pelayaran harus segera dilanjutkan. Karena itu, kami harus bekerja keras agar para ABK yang terkapar bisa segera pulih kembali,’’ ujar suami Nusrotin Alfiyah itu.
’’Beruntung, oralit dan obat yang diminumkan dengan cepat memulihkan kondisi para pasien. Jadwal perjalanan kapal pun tak sampai terganggu karena tidak ada pasien yang harus opname,’’imbuhnya.
Selain kasus diare masal itu, hampir tak ada kasus menonjol lain yang ditangani sepanjang pelayaran sembilan bulan tersebut. ’’Kalau hanya masuk angin, flu, sakit kepala, itu biasa. Namanya hidup di tengah laut,’’ tuturnya.
Khoirul berharap, seusai menjalankan misi Dewaruci keliling dunia nanti, kehidupannya bisa lebih ’’normal’’. Dia ingin lebih banyak berkumpul istri dan tiga anaknya yang sudah gede-gede. Diantara tiga anaknya, tinggal si bungsu, Dani Saputra (17) yang masih duduk di bangku SMA. Dua putra pertamanya, Muhammad Ade (21) dan Muhammad.
Feri Rokhman (19), sudah kelar pendidikan. Bahkan, Feri kini bekerja di dunia kesehatan sebagai asisten apoteker.
’’Pokoknya, setelah (pelayaran) ini saya berharap bisa lebih sering kumpul keluarga,’’ tegas Khoirul. (*/c5/ari/bersambung)

Rabu, 03 Oktober 2012

Di Belawan Dewaruci Diserbu Warga

Rabu, 3 Oktober 2012 14:42 WIB | Dibaca: 81 | Editor: Heru Pramono | Reporter : Wiwit Purwanto


dewaruci.JPG
foto:Surya/Wiwit Purwanto
Siswa TK mendapat penjelasan dari salah satu perwira di atas kapal KRI Dewaruci, Rabu (3/10/2012).
SURYA Online, SURABAYA - Tiga hari singgah di Belawan KRI Dewaruci  Rabu (3/10/2012) dikunjungi beberapa siswa sekolah dari tingkat TK,SD, SMP, SMU maupun masyarakat umum.

Kesempatan ini sekaligus untuk mengenalkan TNI Angkatan Laut melalui kapal latih kadet tiang tinggi tersebut.

Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut I Laksma TNI . B Soesilo, yang juga mengadakan kunjungan ke Dewaruci, bersama para siswa yang berkunjung di kapal mendapat penjelasan langsung oleh para perwira kapal yang menggaet mereka, kemudian merekapun keliling kapal.

"Mereka ingin melihat dari dekat tentang KRI Dewaruci ini, dan  ingin mengorek lebih dalam pengetahuan kebaharian sekaligus melihat teknologi seperti apa hingga kapal ini sanggup berlayar mengelilingi dunia," kata salah satu personel di KRI Dewaruci.

Selasa, 02 Oktober 2012

Kenapa KRI Dewaruci Memasang Bendera Hitam dengan Lambang Tengkorak?


  

Medan Ketika merapat di Belawan, KRI Dewaruci langsung menarik perhatian karena legendanya sebagai duta bangsa. Selain membawa bendera merah putih ukuran besar di tali tiang kapal juga tertambat bendera hitam gambar tengkorak yang biasanya identik dengan bajak laut.

Komandan KRI Dewaruci Letnan Kolonel (Letkol) Laut (P) Haris Bima B menyatakan, pemasangan bendera ini memang menjadi suatu polemik. Tetapi Dewaruci memasang bendera ini bukannya tanpa pertimbangan. Lagi pula makna bendera itu sebenarnya jauh dari hal negatif, tak seperti yang melekat pada bajak laut.

"Kalau kita banyak baca di (buku-buku) sejarah, bendera skull and bone itu hanyalah lambang kesuksesan. Jadi sebenarnya bukan bendera bajak laut," kata Haris Bima kepada wartawan, Senin (1/10/2012) siang usai sandar kapal di dermaga Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, di Medan, Sumatera Utara.

Disebutkan Haris Bima, banyak kapal negara-negara lain yang juga menggunakan bendera seperti itu. Semasa Perang Dunia II, bendera seperti ini kerap dikibarkan. Kesatria Templar Inggris juga mengenakan lambang yang sama untuk menunjukkan kesuksesan. Ketika bendera itu dipasang, maknanya ingin menunjukkan ada kesuksesan yang sudah diperoleh.

Dikaitkan dengan KRI Dewaruci, maka kesuksesan itu agaknya termasuk keberhasilan menjadi juara dalam American Tall Ship Race 2012, di Amerika Serikat, yakni pelayaran dari Savannah ke New York, untuk kategori kapal layar. Kapal ini juga sukses melewati ombak berbahaya di Samudera Pasifik yang tingginya mencapai 12 meter.

KRI Dewaruci yang beroperasi sejak 1953, baru tiba di Tanah Air setelah melakukan perjalanan keliling dunia yang disebut Opsail 2012, selama 277 hari atau sekitar sembilan bulan. Kapal yang membawa 77 awak ini lego jangkar di Belawan selama tiga hari, untuk selanjutnya akan menuju Jakarta dan berlabuh di markasnya di Surabaya, Jawa Timur.


(rul/try)

Setelah Berlayar 277 Hari, KRI Dewaruci Sandar di Belawan


Medan  | Selasa, 2 Oct 2012



SEBAIT lagu berjudul "Tanah Airku" ciptaan Ibu Sud, Senin siang (1/10), terdengar samar-samar di laut Belawan, Medan, Sumatera Utara.

Sekitar 10 mil dari Pangkalan TNI AL Belawan, suara lagu itu masih terdengar dari sebuah kapal dengan Bendera Merah Putih yang berkibar di belakang kapal. Puluhan prajurit angkatan laut, berada di atas kapal, dalam posisi siaga.
Ya, kapal itu adalah KRI Dewaruci, yang baru saja menyelesaikan pelayarannya mengelilingi dunia.
Saat mendekat ke dermaga, tak satu pun kapal yang melintas berani mendekat. Semuanya memberikan hormat dan penghargaan kepada kapal perang yang dibeli semasa Presiden Soekarno itu.
Kapal ini dijemput oleh Patroli Catamaran 1201. Penghormatan lambung kanan pun dilakukan.
Dua kapal perang KRI BOA, dan KRI Kujang, juga mengawal kedatangan kapal tersebut. Ketika merapat ke dermaga, penghormatan Lambung Kiri kembali dilakukan oleh Kapal KRI 642 dan KRI 807.
Sejak 15 Januari 1953, saat pertama kali berlayar dari Jerman ke Indonesia, hingga saat ini KRI Dewiruci tampak tetap gagah.
Tahun ini, setidaknya ada 11 negara yang disinggahi, yaitu dimulai dari Surabaya, Indonesia, lalu menuju Jayapura, lanjut ke Kwajelein, Honololu, San Diego, New Orleans, Miyami, Savana, Nordfolk, dan Baltimore (Amerika Serikat). Kemudian pelayaran dilanjutkan ke Mzanillo (Meksico) Panama, Boston, ST John (Canada), Forto (Fortugal), Cadis (Spain), Malta (Malta), For Said (Egypt/Mesir), Jeddah (Arab Saudi), Shalala (Oman), Colombo (Srilanka), dan tiba di Pelabuhan Belawan, Sumut.

Seluruh negara yang dilalui itu memakan waktu selama 277 hari perjalanan, atau menempuh jarak sejauh 27 ribu nortikal mil luas yang sudah dilalui. Semua negara menyambut baik saat kedatangan pesawat KRI Dewaruci.
Kapten Kapal KRI Dewaruci, Letkol Laut Pelaut, Haris Bima Bayuseto, mengatakan, saat berlayar mengelingi dunia, ada banyak prestasi yang diperoleh. Di antaranya, juara kapal layar dari Safana New York, setelah itu diberi penghargaan kapal paling lama, kapal paling diminati, kapal paling unik dan paling banyak dikunjungi oleh warga negara yang disinggahi.


Ketika disinggung soal kondisi KRI Dewaruci, dirinya mengatakan kapal ini masih sangat baik, sehingga dirinya berharap agar KRI Dewaruci bisa digunakan untuk kegiatan lain, kecuali jika nanti diputuskan untuk dimuseumkan.
"Kondisinya masih bagus. Selama belum ada adiknya yang akan menggantikan tugas KRI Dewaruci, saya kira kapal ini masih bisa digunakan," kata Haris kepada Jurnal Nasional di atas KRI Dewaruci.
Sertu Umar Sabat, salah seorang awak KRI Dewaruci, mengatakan ada sebuah kebanggan ikut serta mengharumkan nama Republik Indonesia di mata dunia.
Dia menuturkan saat berada di Arab Saudi, awak KRI Dewaruci disambut penuh hangat oleh warga Indonesia yang tengah berada di sana. "Aku dipeluk anak-anak saudara kita di sana. Netes air mataku. Mereka rindu pulang tapi belum bisa, " katanya.
KRI Dewaruci, di Belawan Medan selama tiga atau empat hari ke depan. Setelah itu akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta, dan berakhir ke Kota Surabaya.

Heri Surbakti

Orang-Orang "Penting" di Ekspedisi KRI Dewaruci Keliling Dunia (1) Supari, si Tukang Listrik yang Ahli Tambal Kapal




KRI Dewaruci saat tiba di Pelabuhan Belawan, Medan, Senin (1/10). Foto : Suryo Eko Prasetyo/Jawa Pos
Kesuksesan ekspedisi KRI Dewaruci keliling dunia hingga tiba kembali ke tanah air kemarin (1/10) tak bisa dilepaskan dari orang-orang "penting" di kapal latih TNI-AL itu. Salah satunya Serka Lis Supari. Wartawan Jawa Pos SURYO EKO PRASETYO yang ikut dalam pelayaran bersejarah tersebut menceritakan peran besar Supari.

= = = = = = = = =

SUPARI mengawali pendidikan di TNI-AL pada 1987. Sebagai orang desa, dia tidak pernah membayangkan akan menjadi prajurit matra laut.

Tapi, siapa sangka, lulusan STM YPP Bersubsidi Purworejo, Jawa Tengah, jurusan listrik itu akhirnya menjadi orang pertama di desanya yang diterima di TNI-AL. Dia benar-benar bangga. "Alhamdulillah, sekali daftar saya langsung katut (diterima)," kenangnya.

Ketertarikan Supari masuk TNI-AL sebenarnya bermula dari coba-coba. Sebab, selulus STM, dia menganggur tiga tahun. Saat itu dia "terdampar" di Jakarta dan tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Dengan bekal ijazah sekolah kejuruan itulah, pria asal Desa Kledung, Kecamatan Banyuurip, Purworejo, tersebut ikut seleksi calon tamtama di Armada RI Kawasan Barat (Armabar) Jakarta.

Tapi, baru menyerahkan berkas saja, Supari sudah kena damprat panitia yang mendaftar. Waktu itu dia ditanya mengapa baru mendaftar setelah tiga tahun lulus sekolah. Supari menjawab sekenanya.

"Pas ditanya apa saja kegiatan saya sebelum mendaftar, saya bilang mblakrak dan dolan. Spontan saya langsung dibilang bego oleh petugas itu," ujar Supari, lalu terkekeh.

Pada masa itu persyaratan fisik atau postur yang proporsional, khususnya tinggi badan, belum ditetapkan minimal 165 cm seperti ketentuan sekarang. Karena itu, dengan tubuh kerempeng setinggi 162 cm, Supari tetap boleh ikut seleksi.

Dia sempat kurang percaya diri dengan kondisi fisiknya. Apalagi, jumlah pendaftar ketika itu lebih dari 6.000 orang. Sementara itu, siswa calon tamtama (catam) yang diambil hanya 60 orang. "Mungkin sudah takdir, saya yang kecil dan ndeso ini ternyata masuk di tahap pantukhir (penentuan terakhir)," imbuhnya.

Supari mengungkapkan, fisiknya kurus sebenarnya bukan karena kurang gizi. Tetapi, karena dia gemar berolahraga, khususnya lari jarak jauh (10 ribu meter dan maraton). Dia bahkan menjadi andalan sekolahnya dalam kejuaraan-kejuaraan lari tingkat kabupaten.

"Hampir tiap hari saya lari 5-10 km. Itu resep yang membuat tubuh saya selalu fit," terang pria yang genap 47 tahun pada 2 April lalu dengan bangga.

Pada Desember 1987 Supari menjalani pendidikan dasar militer di Pusdikdasmil Juanda, Sidoarjo, sekitar tiga bulan dan pendidikan kejuruan di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, sekitar sembilan bulan. Ketika dinyatakan lulus dari pendidikan itu, dia dilantik sebagai anggota TNI-AL dengan pangkat kelasi dua di korps listrik.

Setelah itu, Supari langsung ditempatkan di KRI Dewaruci di bawah Satuan Kapal Bantu Armatim. Dia seangkatan dengan dua personel senior di kapal latih itu. Yakni, Bintara Utama Peltu SBA Johanes Satoro dan Sertu Bek Ainu Rofik. Johanes dan Rofik sejak dinas perdana di Dewaruci belum pernah bertugas di kesatuan lain.

Sementara itu, Supari pada 2006-2011 pernah mendapat kepercayaan memperkuat satuan lain. Dia bertugas di Divisi Pantai Satuan Kapal Amfibi Koarmatim Surabaya dan mengikuti proyek maintenance listrik kapal Sigma di galangan kapal Schadel, Flishingen, Belanda.

Di KRI Dewaruci, anggota korps listrik berada di bawah departemen mesin. Supari yang kini berpangkat sersan kepala menjadi bintara paling senior di departemen itu. Sudah 14 komandan kapal silih berganti menjabat sejak dia masuk kapal berumur 60 tahun tersebut. Selama menjadi awak kapal legendaris itu, dia pernah mengalami kejadian luar biasa yang hampir merenggut nyawanya.

Sehari menjelang berlayar ke Australia pada akhir 1997, dapur kapal di geladak tengah terbakar hebat. Penyebabnya, tungku pemanas dan penggorengan mengalami korsleting. Kebetulan Supari sedang jaga darat atau piket. Saking paniknya juru masak ketika itu, api yang berkobar disiram air laut. Kobaran api bukannya padam, melainkan malah tambah besar dan sulit dijinakkan.

"Kami berusaha mati-matian memadamkan kebakaran agar tidak merembet ke ruang lain," ungkap bapak Rifki Muhammad Yusuf, 16, dan Hanif Nur Ibrahim, 12, itu.

Setelah kebakaran bisa dikendalikan, tugas baru menantinya. Instalasi dan tungku listrik di dapur rusak berat. Supari dan juru listrik lain ketiban sampur harus melembur untuk memperbaiki peranti 10 ribu kilowatt itu. "Sebab, kapal dijadwalkan harus berangkat jam 10 esok paginya," tuturnya.

Supari tidak bisa membayangkan bagaimana jika perbaikan itu tak dapat selesai sesuai dengan harapan komandan kapal. Pasalnya, kegiatan Dewaruci dalam pelayaran selama empat bulan keliling Australia sudah terjadwal. "Beruntung, kami bisa menyelesaikan perbaikan ekstra itu satu jam sebelum kapal berangkat," cerita Supari.

Ekspedisi Dewaruci keliling dunia 2012 menjadi tantangan tersendiri bagi Supari. Sebab, kali ini Dewaruci berlayar dalam waktu sangat lama dan sangat jauh. Kapal latih TNI-AL itu melintasi jarak 27 ribu nautikal mil atau 50.000 kilometer selama 277 hari. Dalam pelayaran tersebut, Dewaruci mengarungi 24 pelabuhan di 13 negara dan 4 benua.

Supari sudah terbiasa bekerja dalam tekanan. Dalam kondisi darurat, dia tetap bisa tenang. Pasalnya, suami Ngatini tersebut memiliki banyak keahlian. Selain di bidang kelistrikan, dia ahli pertukangan, mekanik, bahkan tampil di mimbar untuk berdakwah. 

Ketika lambung kiri Dewaruci bocor di Boston, AS, Juli silam, Supari dipercaya untuk "membereskan". Dia lalu membuat pelat baja guna menambal kebocoran. Keterampilan dia memotong besi, menggerinda, dan mengelas tidak diragukan. Hasilnya sangat memuaskan. Hingga tiba di Pelabuhan Belawan, Medan, Senin (1/10) lalu, Dewaruci tak bocor lagi.

Kelebihan Supari dalam memperbaiki pendingin ruang (AC) juga tidak kalah oleh juru AC/fresh room. "Jam terbang beliau paling tinggi," puji juru AC/fresh room Kelasi Kepala Lis M. Irfan.

Di bidang kerohanian, Supari tergolong mahir berkhotbah. Dia sering dipercaya kru kapal menjadi imam salat dan berceramah saat bintara rohani (baroh) Pelda Bah Reza Nevyansyah berhalangan karena sakit. Supari beberapa kali tampil sebagai khatib salat Jumat maupun tarawih pada Ramadan lalu. "Ini amalan saya untuk menyampaikan kebenaran walaupun hanya satu ayat," imbuh jamaah majelis tafsir Alquran itu diplomatis.

Berkat berbagai prestasinya tersebut, Supari tak pernah tertinggal menjadi salah seorang kru andalan dalam berbagai misi pelayaran Dewaruci. Sebelum ekspedisi keliling dunia ini, dia pernah mengawal Dewaruci dalam pelayaran internasional perdana pada 1989 ke Malaysia dan Filipina; lalu keliling Australia (1991, 1998); Amerika (1999, 2000); serta Eropa (2003, 2005).

Dia berharap, seusai menyelesaikan tugas "penting" dalam ekspedisi Dewaruci kali ini, pangkatnya akan naik. "Mudah-mudahan naik menjadi sersan mayor," tutur tentara yang sudah mengabdi sekitar 24 tahun itu. (*/c10/ari)

Juara di American Tall Ship 2012, KRI Dewaruci Singgahi Belawan


Wahyudi Siregar - Okezone
Senin, 01 Oktober 2012 16:44 wib
KRI Dewaruci (nationalgeographics.co.id)
KRI Dewaruci (nationalgeographics.co.id)
MEDAN – Kapal layar kebanggaan Indonesia, KRI Dewaruci, akhirnya tiba di Tanah Air sekira pukul 14.00 WIB. Kapal yang tengah berlayar dalam rangka Opsail 2012 itu, telah keluar negeri sebanyak 40 kali dan bersandar pertama kali di Pelabuhan Lantamal I Belawan, Medan, Sumatera Utara, untuk dapat disaksikan masyarakat setelah memenangkan Kejuaraan American Tall Ship Race 2012, dan selanjutnya akan berlayar kembali menuju Surabaya.

Komandan KRI Dewaruci, Letkol Laut Haris Bima Bayuseto, mengaku bangga dapat mempertontonkan KRI Dewaruci pada masyarakat Medan. Dia berharap masyarakat dapat merasakan kebanggaan para pelaut Indonesia setelah meraih gelar juara untuk jenis kapal layar di ajang internasional tersebut.

“Alhamdulillah, kami sangat bangga dengan kapal ini. Kami pun ingin berbagi kebanggaan mendapat prestasi itu dengan masyarakat, karena di sejumlah negara lain kami juga disambut dengan sangat meriah. Kami berlabuh di sini dalam kerangka perjalanan dari perlombaan American Tall Ship Race 2012 yang merupakan pelayaran dari Savanah ke New York," paparnya.

Haris menyebutkan, Kapal yang dipimpinnya itu akan bersandar selama tiga hari di Belawan, dan masyarakat dipersilakan untuk melihat dari dekat kapal latih itu.

“Kita undang masyarakat untuk melihat dari dekat. Kapal ini kan tidak selalu ada di sini. Setelah berlayar 277 hari dari Surabaya ke Jayapura, Kwajalein (AS), Honolulu, San Diego (AS), Manzanillo (Meksiko), Panama, New Orleans (AS), Miami (AS), Savannah (AS), New York (AS), Norfolk (AS), Baltimore (AS), Boston (AS). Kemudian lanjut ke Saint John (Kanada), Porto (Portugal), Cadiz (Spanyol), Malta (Malta), Port Said (Mesir), Jeddah (Arab Saudi), Shalala (Oman), Colombo (Sri Lanka), dan ini tiga hari di Belawan, kami akan ke Jakarta, untuk kemudian berhenti di Surabaya,” bebernya.

Untuk diketahui, dalam pelayaran Opsail 2012 ini, Dewaruci diawaki 77 personel, termasuk kapten kapal. Sebelumnya 103 kadet Akademi Angkatan Laut juga menumpang kapal ini dari Miami menuju Boston. Namun, seluruhnya telah pulang terlebih dahulu menggunakan pesawat udara dari Boston menuju Indonesia.
(ris)

Siap Gelar ‘Openship’ di Dermaga Lantamal I Rangkaian 277 Hari Keliling Dunia, KRI Dewaruci Singgah di Belawan



(Analisa/m ali akbar) Kapal layar tiang tiga KRI Dewaruci saat sandar di Dermaga Mako Lantamal I Belawan dalam rangkaian 277 hari keliling dunia, Senin (1/10). Direncanakan kapal kebanggaan bangsa Indonesia ini menggelar ‘openship’ selama empat hari.
Belawan, (Analisa). Dalam rangkaian 277 hari keliling dunia, KRI Dewaruci menyinggahi Dermaga Mako Pangkalan Utama TNI AL I (Lantamal I) Belawan, Senin (1/10) siang. Direncanakan selama empat hari kapal layar tiang tiga kebanggaan Indonesia tersebut akan menggelar ‘openship’ bagi masyarakat Sumut.
Menurut Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto, kapal buatan Jerman yang mulai layar sejak tahun 1953 silam itu kini berusia 59 tahun. Di tahun 2012 ini KRI Dewaruci yang aktif mengikuti berbagai event internasional, berhasil menorehkan penghargaan bergengsi sekaligus juara di festival American Tall Ship 2012.

Dalam lawatan keliling dunia di 12 negara, meskipun usia kapal sudah relatif tua namun masih layak layar. "Ini merupakan pelayaran ke-40 yang telah dilalui KRI Dewaruci,"kata Bima yang disambut Wadan Lantamal I Kolonel Marinir Yuniar Ludfi dan jajaran Kadis Lantamal I.

Saat perjalanan muhibah ini, sambungnya, KRI Dewaruci membawa 103 kadet AAL dan sempat menghadapi ganasnya terjangan ombak setinggi 12 meter di Samudera Pasifik.

Disebutkan para kadet juga melakukan serangkaian acara menghibur di Kota New York. Salah satunya adalah dengan menggelar panggung hiburan dan artaksi Marching Band Genderang Suling Gita Jala Taruna.

Penampilan Kadet AAL tingkat II dilanjutkan rampak gendang yang berkolaborasi bersama band dan tari saman. "Penampilan mereka di atas panggung telah disediakan oleh panitia ‘Operation Sail’ (Opsail) 2012 dengan durasi waktu selama 45 menit,"paparnya.

Selama empat hari di Mako Lantamal I, KRI Dewaruci memberikan kesempatan kepada para pelajar di Sumut untuk naik ke atas kapal sekaligus mengenal lebih dekat kapal layar kebanggan bangsa Indonesia tersebut.

"Kami dengan senang hati memperkenalkan kapal layar yang memiliki segudang prestasi ini kepada masyarakat Sumut," tambah Bima didampingi Kadispen Lantamal I Mayor Marinir Hesronta Sinuhaji.

Nantinya setelah dari Belawan, KRI Dewa Ruci akan bertolak ke Jakarta dan kembali ke pangkalan di Surabaya. Sebelumnya mereka telah melayari berbagai negara luar seperti Meksiko, Portugal, Spanyol, Mesir, Arab Saudi, Oman, dan terakhir Srilanka.

Dia berharap KRI Dewaruci masih bisa terus berlayar mendekati usia ke 60 pada 15 Januari 2013 mendatang. Hal ini mengingat perawatan kapal ini masih cukup bagus. (maa)

KRI DEWARUCI SANDAR DI BELAWAN


 
Setelah melanglang buana mengelilingi dunia sejak 15 Januari 2012, KRI Dewaruci kembali memasuki Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan sandar di Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I Belawan, Medan (1/10/12).
Penyambutan kapal legendaris di Belawan, dipimpin oleh Wadan Lantamal I, Kolonel Marinir Yuniar Ludfi beserta pejabat teras Lantamal I dan prajurit TNI AL lainnya serta satu peleton Satsik yang menyambut di dermaga. Para pejabat teras selanjutnya memasuki kapal dan di jamu di ruang salon sebagai tamu oleh Komandan KRI Dewaruci,beserta perwira dan Anak Buah Kapal (ABK) lainnya.
Etape ke-22 dari Colombo, Sri Lanka menuju Belawan dengan jarak tempuh 1.285 Nautical mil telah dilewati dengan selamat dengan mengarungi Samudera Hindia. Perasaan plong muncul ketika kapal layar milik TNI Angkatan Laut memasuki perairan Indonesia dua hari lalu (29/9/12) tepatnya pukul 16.00 dan disusul melewati pulau terluar NKRI yaitu pulau Weh.
Sebelum merapat di dermaga, di atas kapal dilaksanakan upacara pelaporan kenaikan pangkat, satu orang perwira kesehatan, Kapten Laut (K) dr. Bangun Pramujo. Upacara pelaporan pangkat dilaksanakan di lounge room perwira dipimpin oleh Komandan KRI Dewaruci, Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto dilanjutkan foto bersama dan ucapan selamat di geladak H.
KRI Dewaruci akan berada di Belawan sampai tanggal 4 Oktober 2012 kemudian melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
Pelayaran tahun ini merupakan pelayaran paling lama dibandingkan pelayaran-pelayaran sebelumnya, tepatnya 277 hari atau lebih dari sembilan bulan. Rute yang ditempuh merupakan rute terjauh, lebih dari 27.000 Nautical mil selama hampir 60 tahun. Tetapi semangat 77 orang kru kapal dengan 16 layar ini tak pudar sedikitpun, banyak ABK yang mengatakan semangatnya sama seperti saat berangkat, delapan bulan silam bahkan banyak yang lebih semangat lagi diujung penugasan tahun ini.
Operation Sail 2012 (Opsail 2012) USA sebagai bagian dari pelayaran dapat diselesaikan dengan gemilang, misi diplomasi, edukasi dan promosi pariwisata Indonesia di luar negeri juga berjalan dengan sukses. Dalam hitungan hari lagi Dewaruci akan sampai di Surabaya sebagai pangkalannya yaitu Komando Armada RI Kawasan Timur.
 

Sabtu, 29 September 2012

KRI DEWARUCI BABTIS DUA PERWIRA SRI LANKA

 
Kamis (27/9/2012) dini hari KRI Dewaruci melaju dengan kecepatan rata-rata delapan knot mengarungi Samudera Hindia dari Colombo, Sri Lanka menuju Belawan, Medan untuk merampungkan etape ke-22.
Setelah sholat subuh berjamaah di geladak H, suasana KRI Dewaruci terlihat berbeda, para Anak Buah Kapal (ABK) sibuk dengan membasahi lantai yang terbuat dari kayu di sepanjang lorong dengan air laut, tiap sudut kapal diikat kain, menyiapkan selang, pompa air, tak ketinggalan solar dan oli bekas dimasukkan ke dalam drum merupakan bagian awal dari kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu “pembabtisan” bagi penumpang yang baru pertama kali ikut kapal latih TNI AL.
Yang membuat istimewa adalah “pasien” yang dibabtis kali ini adalah dua orang perwira dari Sri Lanka masing-masing berpangkat liutenant (kapten), bernama Liutenant/BMGS Jayarane dan Liutenant/CGS Kumara. Kedua perwira tersebut ikut dalam pelayaran dari Colombo, Sri Lanka menuju Belawan, Medan dalam rangka pelatihan singkat agar mengetahui bagaimana kegiatan yang dilaksanakan di KRI Dewaruci, seperti halnya tahun sebelumnya. Kegiatan navigasi, operasi, bahari, logistik, peran layar, latihan peran kebakaran, latihan peran kebocoran, latihan peran peninggalan, pengoperasian alat-alat navigasi, halu kapal, plot peta, keperwirajagaan, Peraturan Urusan Dinas Dalam (PUDD) khas TNI AL dan kegiatan lainnya hingga awal bulan depan.
Dengan terlibatnya dua perwira Sri Lanka dalam etape ke-22 ini, selain menambah wawasan dan pengalaman perwira Sri Lanka dan tukar menukar ilmu keangkatanlautan, juga merupakan wujud hubungan diplomatik yang baik antara Indonesia dengan Sri Lanka.
Begitu terdengar suara-suara menyeramkan dari pengeras suara di anjungan kapal yang terdengar di seluruh bagian kapal, kedua penumpang baru tersebut keluar dari kamar perwira hanya mengenakan celana pendek, lalu diperintahkan untuk merayap melalui lorong sempit dengan rute lounge room kadet, kamar mandi bintara-tamtama, kamar mandi kadet, lounge room bintara-tamtama dan dapur lalu kembali ke depan kamar perwira sejauh kurang lebih 50 meter. Suara keras beberapa punggawa tertawa lepas, diiringi musik yang menyeramkan tak henti-hentinya menghiasi pagi buta sehingga suasana kapal berubah menjadi mencekam ditambah dengan lampu-lampu di sepanjang lorong dipadamkan. ”Ha... ha... ha... suruh merayap dua orang perwira Sri Lanka itu..... mandikan mereka, ha....ha....ha...”, teriak para punggawa dari anjungan. Setelah merayap dua putaran, kedua perwira tersebut diperintahkan untuk naik ke Geladak H dan disambut dengan teriakan, bentakan dari para punggawa yang sudah menunggu. Sambutan semprotan air lautpun tak luput ditubuh berwarna gelap itu lalu diperintahkan melakukan hal sama, merayap di geladak dua kali putaran dari geladak tengah hingga haluan disetiap sudut berdiri dengan garang para punggawa berpakaian hitam-hitam. Ritual berikutnya adalah menaiki tiang Bima (tiang paling depan) dan mengambil nama babtisnya diatas tiang, dilanjutkan menaiki tiang Arjuna. Setelah merayap dan naik tiang dilanjutkan dengan mandi oli dan stempet, “mandikan mereka berdua...... ha....ha...ha.... sucikan mereka..... ha....ha....ha.... mereka masih bau darat, diperutnya masih banyak makanan dasar laut yang harus disucikan...... ha...ha...ha...”, suara punggawa memerintahkan. Tidak sampai hitungan menit kedua perwira tersebut sudah penuh dengan oli dan stempet di sekujur tubuhnya.
Tidak lama kemudian datanglah sosok pria gagah bernama Bima yang diperankan oleh Kopda Mes M. Irfan didampingi dua punggawa yang menyeramkan, diperankan oleh Kls Ttb Tubagus Gozali Ilmi dan Kld Kom Ragil Bastoni. Kedatangan Bima disambut oleh Komandan KRI Dewaruci, Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto, kemudian Bima menanyakan kepada Komandan KRI Dewaruci, “ada apa gerangan komandan?” Komandan menjawab “mereka adalah dua orang perwira dari Sri Lanka yang ikut dalam pelayaran ini, dari Sri Lanka sampai ke Indonesia, mereka masih kotor, mohon untuk disucikan wahai Bima”, jawab Komandan. “Baiklah Komandan, kedua perwira ini akan kami sucikan, ha...ha...ha...” ungkap Bima dan diikuti tertawa menyeramkan oleh kedua punggawanya sambil berjalan menuju singgasana dibawah tiang Arjuna dengan gambar tengkorak diatas silangan tulang manusia. Maka prosesi selanjutnya adalah mandi dengan dicelupkan ke dalam tong yang berisi oli dicampur solar, laporan kepada Bima, mencium kaki Bima dan terakhir minum pil serta jamu dewaruci.
Tokoh Bima diambil dari pewayangan Jawa. Bima adalah seorang kesatria sakti, kuat mempunyai kuku ampuh bernama pancanaka di tangannya, berwatak jujur, setia, patuh, adil, keras kemauan, ulet, kukuh memegang pendirian, tenang dan tidak sombong. Bima mencari sesuatu yang dapat memberikan kebahagiaan abadi bagi manusia yakni “tirta amerta” lalu bergurulah kepada pendeta Durna (seorang Brahmana dari negeri atas angin ketika muda bernama Kumbayana) dan mendapat petunjuk bahwa apa yang sedang dicari itu ada di dasar samudera. Dikaji cerita itu mengandung falsafah kehidupan, petuah dan pendidikan bagi manusia bahwa untuk mencapai tujuan tidaklah mudah jalannya, penuh dengan tantangan yang harus diatasi sehingga diperlukan ketabahan iman maupun mental. Akhirnya Bima mendapatkan jawaban atas pertanyaan apa arti hidup itu. Setelah mengatasi segala macam kesulitan ia bertemu dengan Dewaruci di pusat Samudera. Secara singkat cerita Dewaruci dan tokoh Bima didalamnya merupakan cerita penggemblengan mental untuk mengenal diri sendiri atau introspeksi, yaitu dengan mengikuti pelayaran di kapal layar milik TNI AL ini yang merupakan kapal latih untuk menambah pengetahuan, astronomi, cuaca, ombak, gelombang laut sehingga tercapai keyakinan, kepercayaan serta kemampuan diri.
Salah satu tujuan pembabtisan ini diantaranya untuk mengenalkan secara detail fisik kapal, menjadikan lebih kuat dan tidak mabuk laut, menjadi pelaut-pelaut sejati. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan baik dibawah komando Perwira Upacara, Lettu Laut (P) Deni Purwanto dan dibantu perwira kapal lainnya dan ABK. Pada pelayaran keliling dunia tahun 2012 ini KRI Dewaruci melaksanakan hal serupa selama empat kali. Dalam sejarah, belum pernah terjadi sekali pelayaran melaksanakan kegiatan pembabtisan selama empat kali memasuki usianya ke-60 tahun. Sejak meninggalkan Dermaga Ujung, Surabaya 15 Januari 2012 pembabtisan yang telah dilaksanakan yaitu mandi khatulistiwa 19 orang prajurit TNI AL dan tiga jurnalis pada tanggal 21 Januari 2012, pembabtisan 74 orang kadet AAL tingkat II korps pelaut, suplai, marinir pada tangggal 12 Mei 2012 dan pembabtisan 27 kadet AAL tingkat II korps teknik, elektro pada tanggal 3 Juni 2012 serta hari ini pembabtisan dua orang perwira dari Sri Lanka. Selah semua ritual dijalani, kegiatan diakhiri dengan foto bersama dan pembersihan geladak kapal oleh ABK.
 
posted @ Friday, September 28, 2012 6:12 AM by Dispenal Mabesal