Rabu, 01 Februari 2012


Dewaruci Berlayar 277 Hari Arungi 4 Benua
 Padang Ekspres • Senin, 16/01/2012 11:37 WIB • (jpnn) • 158 klik
Dewaruci Berlayar 277 Hari Arungi 4 Benua
Ada rasa yang mengganggu ketika hendak menyebut pelayaran KRI Dewaruci kali ini sebagai pelayaran terakhir. Meski masih gagah bila layarnya terkembang di lautan, kapal dengan tiga tiang tinggi itu sudah memasuki usia 60 tahun.
Dua di antara tiga kapal layar seangkatannya telah bebas tugas. Satu tenggelam di dasar laut, satunya lagi dimuseumkan.
Dewaruci kini sendiri. Maka, sekembali dari pelayaran melintasi empat benua pada pertengahan Oktober 2012 –andai sudah ada kapal latih pengganti–, ia sepertinya harus benar-benar istirahat di dermaga Ujung, Surabaya.

MULAI Minggu (15/1), Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci kembali membentangkan layarnya untuk mengelilingi dunia. Penjelajahan edisi ke-59 di usianya yang ke-60 tahun itu kiranya tak berlebihan bila disebut yang paling fenomenal. Sejak kapal yang melegenda itu dibuat pada 1953, tiap tahun Dewaruci terus berlayar secara rutin meski dengan jarak tempuh yang berbeda-beda.

Namun, perjalanan kali ini bakal mencatat rekor jarak tempuh terjauh dan waktu pelayaran terlama. Hingga sehari menjelang keberangkatannya, awak kapal masih sibuk. Di dermaga Ujung, Surabaya, para prajurit memasukkan berbagai barang ke lambung kapal latih jenis tall ship (kapal layar tiang tinggi) sebagai bekal di tengah laut selama kurang lebih sepuluh bulan.

Barang-barang yang di-loading itu bermacam-macam; mulai bahan makanan, seperti beras, minyak goreng, laukpauk yang diawetkan, dan air minum; peralatan musik; pakaian; hingga tas ransel berisi pernak-pernik yang bersifat pribadi, seperti foto pacar atau foto anak-istri. Menjelang siang, ruang terasa longgar setelah semua barang tersusun rapi.

Maklum, kapal layar lebih banyak kita dengar lewat buku pelajaran sejak masih duduk di bangku sekolah dasar itu bakal mengarungi samudera hampir sepuluh bulan 277 hari) lamanya. KRI Dewaruci direncanakan singgah di 24 kota di 13 negara tersebar di empat benua (minus Australia). Dari dermaga Ujung, Surabaya, Dewaruci bakal berlayar ke arah timur, menuju Amerika, Eropa, Afrika, dan kembali ke Asia.

Pelayaran kali ini akan menempuh jarak 27.006 mil laut atau setara 50.015 km. Kapal dijadwalkan baru kembali di Surabaya pertengahan Oktober mendatang (lihat grafis). ”Tugas pokok kami muhibah ke luar negeri menghadiri OpSail (Operation Sail) 2012, mendukung kadet AAL praktik pelayaran Kartika Jala Krida (KJK),” jelas Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto kemarin.

Setiap tahun KRI Dewaruci memang menjadi labuhan para prajurit Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat II untukmenjadi perwira. Kebetulan, rute KJK para taruna AAL angkatan ke-59 adalah rute keliling dunia terlama dan harus singgah di empat benua.

Selama pelayaran, kadet-kadet bakal berpraktik ilmu dasar kepelautan, seperti pelayaran astronomi yang menentukan posisi kapal berdasar bintang, membaca cuaca, dan mempraktikkan profesi dasar matra (bukan mantra, Red) laut. Itu adalah ilmu dasar kepelautan yang harus dikuasai meski peralatan kapal zaman sekarang sudah digital. Karena itu, seluruh korps diikutkan.

Dalam pelayaran KJK sebelumnya, korps Marinir tidak disertakan. Kebijakan tersebut bertujuan memberikan pengalaman kepada personel Marinir sebagai atase pertahanan. Sebelum berangkat, prajurit matra laut tersebut telah berlatih berbagai ragam kesenian nasional serta daerah berikut pakaian dan aksesorinya.

Semua itu akan dipresentasikan ke berbagai negara yang disinggahi untuk pengenalan keberagaman budaya dan diplomasi Indonesia sebagai destinasi wisata pada OpSail 2012 yang dijadwalkan berlangsung Juli nanti di Amerika Serikat. Agenda keberangkatan pada 15 Januari ini oleh jajaran TNI-AL juga dirayakan sebagai Hari Dharma Samudera.

Yakni, peringatan pertempuran Laut Aru yang membuat Komandan KRI Macan Tutul Komodor Josaphat Soedarso (Yos Sudarso) gugur. Pelepasan KRI Dewaruci dilakukan setelah acara tabur bunga yang dipimpin KSAL Laksamana Soeparno didampingi Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi.

Para perwira, istri, dan sanak keluarga dari 82 anak buah kapal (ABK), dokter kapal, tim penerangan Armatim, personel korps Pasukan Katak, dan staf AAL sepuluh orang diundang turut melepas keberangkatan Dewaruci. Sedangkan kadet AAL mencapai 101 taruna. Terdiri atas anggota korps pelaut 42 orang, personel teknik 17 orang, staf elektronika 10 orang, tenaga suplai 9 orang, dan personel Marinir 23 orang.

Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi dalam pembekalan di atas KRI Dewaruci menekankan empat pesan. Yakni, kru meningkatkan spiritualitas, menjaga kehormatan Merah Putih, melakukan transformasi pengalaman terhadap kadet, dan mengantisipasi cuaca agar Dewaruci tetap aman dalam pelayaran.
”AL negara lain yang berlayar memakai kapal latih seperti KRI Dewaruci sudah sangat jarang. Indonesia akan mempertahankan tradisi ini karena negara kita negara maritim,” ucap Ade, disambut aplaus prajurit.

Jadi Duta Wisata
Sementara itu, penandatanganan memorandum of understanding (MoU) mewarnai pelepasan KRI Dewaruci kemarin (15/1). MoU dibuat TNI AL bersama Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan mengetengahkan promo Wonderful Indonesia. Sehingga pencitraan bidang pariwisata di Indonesia semakin mantap.

Penandatanganan dilakukan Wakil Menteri Pariwisatan dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar dan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Soeparno, sebelum pelayaran kapal latih TNI AL itu diberangkatkan.

Sapta Nirwandar mengatakan nama KRI Dewaruci sangat dikenal. Baik di lingkup nasional maupun internasional. Kegagahan kapal buatan Jerman itu tidak asing lagi bagi masyarakat. Didukung keuletan dan keramahan kadet serta anak buah kapal. ”Itu ciri yang dimiliki KRI Dewaruci sejak dulu,” ungkapnya.

Wajar jika persinggahan KRI Dewaruci selalu mendapat sambutan meriah. Kenyataan itu dijadikan sasaran untuk mempromosikan citra Wonderful Indonesia. Apalagi pelayaran kali ini paling lama sepanjang sejarah. Banyak negara disinggahi. Setiap negara itu, banyak orang suka dan menyambut kapal ini. ”Pasti efektif dan tepat sasaran untuk mengenalkan pariwisata di,” papar Sapta. (jpnn)
[ Red/Redaksi_ILS ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar