Rabu, 08 Februari 2012

Waduh, KRI Dewaruci Diterjang Gelombang, Jadwal Ketibaan Pun Molor



indonesia.travel
Waduh, KRI Dewaruci Diterjang Gelombang, Jadwal Ketibaan Pun Molor
KRI Dewaruci


Rabu, 08 Pebruari 2012 11:56 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Akibat cuaca yang tidak menentu, KRI Dewaruci yang melaju dari Jayapura ke Kwajelein (USA) mulai menghadapi tantangan. Seperti dilaporkan Kapten Laut Sapto Budiarco, cuaca yang tidak menentu dan goyangan kapal akibat gelombang bahkan membuat air pun ikut naik ke geladak. Akan tetapi, hal ini tetap tidak menyurutkan semangat mereka dalam mengemban tugas mempromosikan pariwisata Indonesia. KRI Dewaruci meninggalkan Dermaga Satrol Lantamal X, Jayapura (30/1) dilepas oleh Gubernur Papua Syamsul Aziz untuk menuju Kwajelein (USA).
Akibat cuaca yang tidak menentu dan angin kencang, KRI Dewaruci yang dijadwalkan tiba di Kwajelein (USA) pada Rabu (8/2) harus mengalami kemunduran jadwal. Di hari keenam atau pada Kamis (2/2), KRI Dewaruci melaju dengan kecepatan 7 knot dengan mesin maju 550 RPM, kecepatan angin Barat barat laut adalah 14 knot. 
Hingga hari itu kapal legendaris Indonesia ini sudah menempuh separuh jarak dari Jayapura ke Kwajelein (USA) sejauh 1.794 mil.
Kemunduran jadwal tiba di Kwajelein (USA) itu karena kecepatan kapal rata-rata yang mengalami kemunduran dari 6 knot menjadi 5 knot sejak lepas dari Jayapura. Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto kemudian memerintahkan agar melaksanakan ‘peran layar’ dimana dibukanya dua layar (penopang bawah dan penopang atas) agar kecepatan kapal bertambah menjadi 7 knot.
 Akan tetapi, tiga jam kemudian kecepatan kapal sepakin lambat menjadi 4 knot, ternyata angin berbalik arah. ABK yang susah payah melawan mual di perut, pusingnya kepala dan rasa tak enak yang menyelimuti mulai mulut hingga rongga tenggorokan. Namun, itu tidak menjadi penghalang untuk melaksanakan tugas mulia negara. Dengan sigap, ABK melepas layar meski cuaca dalam kondisi hujan dan goyangan kapal semakin keras. Ditutupnya layar kembali membuat kecepatan kapal menjadi 6,5 knot.
 Hingga Kamis (2/2), layar masih mengembang dengan kecepatan antara 7 hingga 7,5 knot. Pada Sabtu sore (4/2), cuaca hujan di Samudera Pasifik, angin kencang menerpa hingga kecepatan kapal lebih dari 30 knot dari arah timur timur laut serta gelombang laut mencapai 6 meter hingga Minggu (5/2).
 Ahad pagi pukul 10.00 pada koordinat 6'09.137-159'25.300 KRI Dewaruci terombang-ambing di Samudera Pasifik. Mesin maju 600 RPM yang secara normal kecepatan kapal adalah 7 sampai 8 knot tetapi kali ini kecepatan kapal hanya 2 knot. Kecepatan kapal menurun menjadi 2 knot sedangkan mesin tetap stabil, ini karena laju kapal melawan arah angin ditambah lagi dengan gelombang laut yang cukup tinggi.
“Dengan gelombang laut yang tinggi mengakibatkan jalannya kapal nyungsep-nyungsep (kapal bergoyang-goyang hingga haluan masuk ke laut), semoga dengan sisa jarak tempuh Jayapura-Kwajelein yaitu 623 mil ini dapat kita lewati dengan lancar dan kembali lagi ke Indonesia Oktober mendatang dalam keadaan sehat,'' ujar Letda Laut (P) Bayu Indra Wirawan, selaku Perwira Jaga dan Perwira alumni AAL angkatan ke-55 sambil berdiri gagah di anjungan KRI Dewaruci.
 Seperti hari-hari sebelumnya saat libur hari Sabtu dan Ahad, ABK KRI Dewaruci melewatkan hari dengan memancing atau menonton film. Akan tetapi, berbeda dengan akhir pekan kali ini dimana tidak terlihat aktivitas apa pun yang dilakukan ABK yang tidak sedang berdinas kecuali hanya duduk-duduk dan tidur-tiduran saja hanya untuk menahan kondisi mulut yang terasa pahit, perut seperti di kocok-kocok dan kepala puyeng.
Meskipun demikian, mereka tetap menjalankan tugasnya bahkan dalam kondisi hujan dengan mengenakan jas hujan di depan kemudi sambil mengecek segala sesuatu yang ada di geladak, baik layar, tali temali, hingga tenda. Selain itu, yang lebih penting adalah perintah dari perwira jaga agar halu kapal yang tidak boleh berubah sedikitpun karena akan memengaruhi track kapal menuju pangkalan Kwajelein (USA).
 “Mau badai, mau hujan es kalau sedang jaga ya tetap harus jaga,'' ungkap Serda Bah Umar Sabat, sambil memegang kemudi kapal. “Semoga perjalanan KRI Dewaruci selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa,'' tambah pria berkumis tebal asal Kupang tersebut sambil tersenyum.
 Selain keliling dunia dan Kartika Jala Krida (KJK) Kadet angkatan ke-59, KRI Dewaruci juga membawa misi promosi pariwisata ke luar negeri, terlihat di ruang kadet terdapat alat-alat kesenian tradisional, pakaian tari, drum band dan alat musik lainnya. Rencananya di Kwajelein (USA) akan dilaksanakan kegiatan kesenian dan olahraga persahabatan antara tentara angkatan darat Kwajelein (USA) dan ABK KRI Dewaruci.
Redaktur: Endah Hapsari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar